Joe Biden Tunggu Rekomendasi Penasehat Intelijen untuk Berbagi Informasi Rahasia dengan Trump
Joe Biden ingin mendengar dari para profesional intelijennya sendiri sebelum membuat keputusan apa pun.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menunggu rekomendasi dari penasihat intelijennya untuk membahas apakah akan berbagi informasi rahasia dengan Presiden Donald Trump setelah Partai Republik meninggalkan Gedung Putih.
Hal tu disampaikan Staf Biden pada Minggu (17/1/2021) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (18/1/2021).
Ron Klain, Kepala Staf Gedung Putih Biden, berkomentar setelah mantan Wakil Direktur Utama intelijen nasional, Sue Gordon, menulis opini yang menentang berbagi informasi intelijen tersebut dengan Trump begitu dia meninggalkan kursi kepresidenan.
"Dengan tindakan sederhana ini - yang semata-mata hak prerogatif presiden baru - Joe Biden dapat mengurangi satu aspek dari potensi risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh Donald Trump, warga sipil," kata Gordon dalam potongan opininya di Washington Post.
Baca juga: Duit Anggaran Mash Bejibun, Joe Biden Rencanakan Stimulus Lanjutan di Februari, Ini yang Dicemaskan
Ditanya tentang rekomendasi Gordon, Klain mengatakan kepada program "State of the Union" CNN bahwa Joe Biden ingin mendengar dari para profesional intelijennya sendiri sebelum membuat keputusan apa pun.
Baca juga: Popularitas Melania Trump Jeblok saat Donald Trump Tinggalkan Gedung Putih
"Kami pasti akan mencari rekomendasi dari para profesional intelijen di pemerintahan Biden ... dan kami akan menindak-lanjuti rekomendasi itu," katanya.
Gordon, yang mengundurkan diri pada 2019 lalu, mengatakan setiap mantan presiden adalah target intelijen asing tetapi Trump "mungkin luar biasa rentan terhadap aktor-aktor jahat dengan niat buruk," merujuk, antara lain, pada kepentingan bisnisnya di luar negeri.
"Tidak jelas bahwa dia memahami perdagangan yang telah diekspos, alasan pengetahuan yang diperolehnya harus dilindungi dari pengungkapan, atau niat dan kemampuan musuh," tambahnya.
Ketua Komite Intelijen DPR dari partai Demokrat Adam Schiff lebih blak-blakan, mengatakan kepada program "Face The Nation" CBS, "Saya tidak berpikir dia bisa dipercaya dengan itu." (Reuters)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.