Pentagon Tolak Terlibat Perpisahan Gaya Militer yang Trump Minta sebelum Tinggalkan Gedung Putih
Pentagon Tolak Terlibat dalam Perpisahan Gaya Militer yang Diminta Donald Trump sebelum Tinggalkan Gedung Putih Sebelum Pelantikan Biden-Harris
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pentagon enggan untuk terlibat dalam upacara perpisahan bergaya militer yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump akan meninggalkan Gedung Putih pada Rabu pagi hari, beberapa jam sebelum upacara Pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presidennya, Kamala Harris pada 20 Januari 2021.
Mengutip Daily Mail, Trump kabarnya menginginkan perpisahan yang luar biasa, tak berbeda dengan sukacita yang dia tunjukkan saat dia dilantik empat tahun lalu.
Kata seseorang yang mengetahui rencana ini, narasumber mengungkapkan kepada CNN bahwa Trump meminta Pentagon untuk menyiapkan upacara perpisahannya dengan melibatkan "gaya militer dan kerumunan pendukung".
Baca juga: Takut Merugi Multi-Miliar Dolar, Trump Izinkan Intel Kembali Pasok Komponen ke Huawei
Baca juga: Jelang Lengser, Presiden Trump Akan Keluarkan 100 Keputusan Pengampunan
Dua pejabat senior Kementerian Pertahanan mengatakan kepada Defence One bahwa tak ada rencana upacara perpisahan bergaya militer untuk Panglima Tertinggi.
Seperti diketahui, Donald Trump kerap kali mengadakan parade militer selama masa kepresidenannya, dimaksudkan sebagai pertunjukan kekuatan AS ke seluruh dunia.
Namun, tidak jelas apakah Trump ingin parade perpisahannya berlangsung di Gedung Putih, Joint Base Andrew atau di tujuan terakhirnya, Palm Beach.
Tetapi, menyoal permasalahan ini menjadi perdebatan karena Pentagon menyatakan tidak akan berpartisipasi dalam perpisahan Trump.
Baca juga: Dalam Pidato Perdana, Biden akan Serukan Persatuan dan Batalkan Sejumlah Keputusan Trump
Belum Akui Kalah Pilpres AS
Sepertinya, Trump berharap dapat bersantai di vila pribadinya di Mar-a-Lago di Florida Selatan atau dapat bermain golf di lapangan terdekat.
Sampai saat ini, Trump belum mengakui bahwa dia kalah dalam Pilpres AS dari Joe Biden.
Namun, menjelang Hari Pelantikan Joe Biden-Kamala Harris, Trump telah menjanjikan akan ada "transisi kekuasaan yang damai".
Baca juga: Joe Biden Tunggu Rekomendasi Penasehat Intelijen untuk Berbagi Informasi Rahasia dengan Trump
Trump Takkan Hadiri Pelantikan Biden
Sebagai bentuk kepahitan atas kekalahan Trump di Pilpres AS, Trump menolak untuk terlibat dalam serah terima jabatan kepada presiden penggantinya.
Upacara pelantikan Joe Biden pun ditutup untuk umum karena masalah yang terjadi di Capitol AS pada Rabu (6/1/2021) kemarin.
Sekira lima pendukung Trump, termasuk aparat kepolisian tewas dalam kerusuhan di Capitol AS.
Dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 20.000 pasukan Garda Nasional dikerahkan ke Ibu Kota negara dan akan terus berpatroli di jalan-jalan Washington DC hingga setidaknya pelantikan.
FBI juga melacak beberapa ancaman kekerasan, termasuk rencana yang dikabarkan untuk ribuan 'patriot bersenjata' untuk turun ke Capitol atau Gedung Putih.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)