Capitol Hill Dibobol Massa Trump, Info Bahaya Ternyata Sudah Dimiliki Keamanan DPR
Kepala Keamanan DPR AS, Paul Irving, menyarankan agar mengaktifkan Garda Nasional di Capitol dua hari sebelum 6 Januari 2021.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Berbagai pilihan pengamanan menurut Hammill sebelumnya telah disampaikan ke Kongres.
Stenger dan Irving sama-sama memiliki karir panjang di Secret Service, sebelum masing-masing mengambil posisi di Capitol Hill pada 2011 dan 2012.
Para asisten Kongres mengatakan sebagian besar anggota parlemen mendelegasikan pertanyaan tentang masalah keamanan kepada mereka.
Anggota Kongres Umumnya Ingin Capitol Tetap Terbuka
Tetapi kedua pria itu juga harus merundingkan ketegangan yang sudah berlangsung lama di Capitol Hill antara mengamankan gedung dan keinginan anggota parlemen untuk membuatnya tetap terbuka untuk umum.
Upaya sebelumnya oleh Kepala Keamanan Kongres untuk mendukung pengamanan Capitol ditolak anggota Kongres, yang tidak ingin membatasi akses demokrasi ala Amerika.
Irving dan Stenger, yang sama-sama mengundurkan diri, menolak berkomentar secara terbuka tentang apa yang terjadi pada 6 Januari 2021.
Tetapi menurut Pickle, Irving mengatakan dia, Stenger dan Sund semua merasa nyaman atas pengaturan keamanan yang diberlakukan sebelum 6 Januari 2021.
Mereka berpikir Garda Nasional akan waspada jika diperlukan dalam situasi kritis. Pickle juga mengatakan Irving meninjau laporan intelijen Kepolisian Capitol tiga hari sebelumnya.
Laporan itu memperingatkan kemungkinan skenario kekerasan, dan anggota Kongres dapat menjadi sasaran. Sayang, DPR menganggap laporan itu serupa informasi aksi demonstrasi sebelumnya.
Paul Irving akhirnya merasa nyaman mengandalkan sekitar 1.400 polisi yang bertugas menjaga gedung dan 125 anggota keamanan dalam, yang menurut Sund katanya dapat segera tersedia jika diperlukan.
Pentagon Tak Segera Menyetujui Bantuan Darurat
Irving dan Stenger, kata Pickle, terkejut melihat eskalasi situasi hari itu. Mereka akhirnya mengeluarkan permintaan darurat ke Garda Nasional, karena para perusuh telah mengepung gedung.
Departemen Pertahanan (Pentagon) ternyata tidak segera menyetujui permintaan tersebut. Kerusuhan akhirnya pecah di Capitol.