Pidato Perpisahan Trump: Bangga Jadi Presiden Pertama yang Tidak Picu Perang Baru
Sampaikan pidato perpisahan, Trump sebut selama menjabat sebagai Presiden AS, dirinya sering berada pada posisi yang sulit.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pidato perpisahannya kepada publik Amerika pada hari Rabu waktu setempat, saat Joe Biden siap untuk 'menggantikan posisinya'.
Dalam pidato perpisahannya, Trump menyoroti kesepakatan perdamaian di Timur Tengah yang diinisiasi AS.
Selain itu, AS telah mengumpulkan banyak negara untuk menghadapi China sebagai bagian dari 'contoh pemerintahannya'.
"Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan China, tidak seperti sebelumnya," kata Trump.
Baca juga: Donald Trump Tinggalkan Pesan Video Gerakan Politiknya Baru Saja Dimulai
Baca juga: Trump Perintahkan Buka Dokumen Rahasia Penyelidikan Skandal Russia
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (20/1/2021), Trump juga menggarisbawahi kesepakatan di Timur Tengah.
"Sebagai hasil dari diplomasi kami yang berani dan realisme berprinsip, kami mencapai serangkaian kesepakatan perdamaian bersejarah di Timur Tengah. Ini adalah awal dari Timur Tengah yang baru dan kami membawa pulang tentara kami," tegas Trump.
Ia pun mengaku bangga menjadi Pemimpin pertama di AS yang tidak memicu adanya perang baru.
"Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade ini yang tidak memulai perang baru," jelas Trump.
Lebih lanjut Trump menekankan bahwa selama menjabat, dirinya sering berada pada posisi yang sulit.
"Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit, karena itulah yang kalian pilih untuk saya lakukan," pungkas Trump.