Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER INTERNASIONAL: Donald Trump Dikabarkan Marah Besar | Trump-Melania Hina Joe Biden dan Istri

Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari Donald Trump yang dikabarkan marah besar hingga Trump-Melania dianggap hina Biden-istr

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in POPULER INTERNASIONAL: Donald Trump Dikabarkan Marah Besar | Trump-Melania Hina Joe Biden dan Istri
Sky News
Donald Trump dan Melania Trump. Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari Donald Trump yang dikabarkan marah besar hingga Trump-Melania dianggap hina Biden dan istri. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.

Berita dimulai dari Donald Trump yang disebut marah besar karena Joe Biden menggaet para artis ternama di hari pelantikannya.

Hingga Donald Trump dan istrinya, Melania Trump, dianggap telah menghina Joe Biden dan Jill Biden.

Mengapa begitu?

Baca juga: Istri Donald Trump Disebut Langgar Tradisi AS Jelang Pelantikan Joe Biden Sebagai Presiden Amerika

Dirangkum Tribunnews.com, berikut daftar berita populer internaisonal:

1. Donald Trump Dikabarkan Marah Besar

Donald Trump disebut-sebut sangat marah karena Joe Biden berhasil menarik deretan artis ternama di hari pelantikannya.

Berita Rekomendasi

Kondisi itu sangat kontras dengan upacara pelantikan Trump sendiri empat tahun lalu.

The Washington Post mengabarkan bahwa Trump marah atas hadirnya bintang-bintang yang berpartisipasi ke acara Biden.

Trump dulunya mengalami kesulitan untuk menarik nama-nama besar di hari pelantikannya.

Namun, Biden telah mengkonfirmasi kehadiran Jennifer Lopez, Lady Gaga, Tom Hanks dan bintang country Garth Brooks untuk acaranya.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca juga: Pesan Perpisahan Melania Trump untuk Warga Amerika: Selalu Pilih Cinta daripada Kebencian

2. Keamanan DPR Disebut Sudah Tahu Capitol Hill akan Dibobol Massa Trump

Seorang aktivis Black Lives Matter berjaga di depan Gedung Capitol, Washington pada Minggu (17/1/2021) menyusul kabar akan terjadi protes bersenjata menjelang pelantikan Joe Biden.
Seorang aktivis Black Lives Matter berjaga di depan Gedung Capitol, Washington pada Minggu (17/1/2021) menyusul kabar akan terjadi protes bersenjata menjelang pelantikan Joe Biden. (AP News Via Kompas TV)

Kekacauan, oleh massa Trump yang menyerbu Capitol Hill pada 6 Januari 2021 lalu masih meninggalkan misteri.

Kegagalan aparat keamanan mencegah hari paling buruk dalam sejarah Amerika, diyakini bersifat sistemik dan secara kuat dipengaruhi pertimbangan politik.

The Washington Post membuat laporan panjang, Selasa (19/1/2021), dan menemukan bahwa Kepala Kepolisian Capitol, Steven Sund, sudah memperingatkan bahaya yang akan datang.

Ia lalu menyarankan Kepala Keamanan DPR AS, Paul Irving, agar mengaktifkan Garda Nasional dua hari sebelum 6 Januari 2021, tepat pada hari pengesahan hasil electoral vote Pemilu AS.  

Namun, Paul Irving menolak keras.

“Ada kenyataan di sana, para pemimpin DPR dan Senat tidak ingin militer berada di sana,” kata Bill Pickle.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca juga: Gedung Putih Siapkan Seremoni Perpisahan untuk Trump, Tak Ada Penghormatan Ala Militer

Baca juga: Mike Pence Puji Donald Trump Selama Berkuasa Tak Seret AS ke Medan Perang Baru

3. Norwegia Evaluasi Penyuntikan Vaksin Pfizer untuk Kelompok Rentan

Pekerja medis Michelle Chester menunjukkan vaksin penyakit virus korona Pfizer (Covid-19) sebelum memberikannya kepada perawat Sandra Lindsay, yang termasuk di antara yang pertama menerimanya, dan yang akan menerima dosis kedua di Long Island Jewish Medical Center di daerah Queens Kota New York, pada 4 Januari 2021.
Pekerja medis Michelle Chester menunjukkan vaksin penyakit virus korona Pfizer (Covid-19) sebelum memberikannya kepada perawat Sandra Lindsay, yang termasuk di antara yang pertama menerimanya, dan yang akan menerima dosis kedua di Long Island Jewish Medical Center di daerah Queens Kota New York, pada 4 Januari 2021. (SHANNON STAPLETON/POOL/AFP)

Norwegia mengubah panduan penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech untuk pengecualian terhadap mereka yang rentan dan sakit parah, menyusul laporan kematian setelah suntikan vaksin diberikan.

"Otoritas Kesehatan Norwegia telah mengubah (rekomendasi mereka) sehubungan dengan vaksinasi terhadap mereka yang mengidap penyakit parah (skala Kelemahan Klinis 8 atau lebih tinggi)," ujar BioNTech dalam keterangannya seperti dilansir Reuters, Selasa (19/1/2021).

Badan Obat-obatan Norwegia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah pada hari Jumat pekan lalu dan diperbarui pada Senin (18/1/2021), bahwa perlu evaluasi penyuntikan terhadap mereka yang rentan dan sakit parah.

Pada 14 Januari lalu, dilaporkan sebanyak 23 orang meninggal setelah menerima suntikan vaksin Pfizer.

"Evaluasi harus dilakukan untuk setiap individu pasien tentang apakah manfaat vaksinasi melebihi risiko efek samping pada akhirnya," kata agensi Norwegia.

Baca selengkapnya di sini>>>

Baca juga: Pemerintah Masih Menimbang, Belum Ada Keputusan Final Soal Pembelian Vaksin Pfizer-Biotech

Baca juga: Jubir Bio Farma : Rencana Pembelian Vaksin Pfizer Belum Final

4. Trump-Melania Hina Joe Biden dan Istri

Presiden AS Donald Trump saat bersama Ibu Negara Melania Trump dalam acara Thanksgiving di Rose Garden Gedung Putih di Washington, DC pada 24 November 2020. Cuitan terbaru Trump di Twitter mengungkap penolakannya meninggalkan Gedung Putih bila Presiden terpilih Joe Biden tidak bisa membuktikan bahwa 80 juta suaranya bukan dari hasil kecurangan.
Presiden AS Donald Trump saat bersama Ibu Negara Melania Trump dalam acara Thanksgiving di Rose Garden Gedung Putih di Washington, DC pada 24 November 2020. Cuitan terbaru Trump di Twitter mengungkap penolakannya meninggalkan Gedung Putih bila Presiden terpilih Joe Biden tidak bisa membuktikan bahwa 80 juta suaranya bukan dari hasil kecurangan. (MANDEL NGAN / AFP)

Rabu pagi di waktu Amerika Serikat, Donald Trump dan Melania Trump akan meninggalkan Gedung Putih, Washington DC.

Mereka menanggalkan jabatan Presiden dan Ibu Negara karena akan datang penguasa baru.

Namun, Trump-Melania tidak akan menyambut rival politik mereka, Joe BIden dan Jill Biden.

Peristiwa ini akan mengubah tradisi pemindahan kekuasaan yang paling bertahan lama di pemerintahan AS.

Presiden lama seharusnya menyambut presiden baru di tangga Portico Utara Gedung Putih.

Selanjutnya mereka bersama-sama berkendara menuju Gedung Capitol AS, untuk upacara pelantikan.

Jurnalis senior CNN, Kate Bennet, menulis, Selasa (19/1/2021), itu adalah satu di antara penghinaan Trump ke Biden.

Perilaku Trump menurut Bennet memperlihatkan praktik tidak lazim dan mengindikasikan penghinaan ke pemimpin baru AS.

Baca selengkapnya di sini>>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas