Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan
Donald Trump malah memberi pengampunan kepada aktivis Demokrat, pelobi, dan rapper bereputasi kriminal.
Editor: Setya Krisna Sumarga
![Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bendera-konfederasi-di-capitol-as.jpg)
Seiring berjalannya waktu semakin dekat dengan sumpah Biden, obrolan online menjadi lebih tegang. Pengguna online yang berbeda saling mempertanyakan loyalitas di antara mereka.
Nada yang muncul semakin putus asa, mengkhawatirkan "The Storm," atau penggulingan agen deep state lewat kekerasan, tidak akan pernah terwujud.
Dalam saluran Telegram supremasi kulit putih, beberapa di antaranya memiliki puluhan ribu pengikut, kemarahan segera tumpah menjadi kebencian langsung terhadap Trump.
Muncul seruan-seruan berisi ajakan ke pengikut arus utama Trump agar menarik dukungan mereka, karena mereka telah disesatkan.
“Biarlah ini menjadi pengingat pengikut QAnon,” tulis pemosting di saluran QAnon jelang pelantikan. “Tidak ada yang datang untuk menyelamatkanmu. Tidak ada orang yang bisa mengalahkan mesin marxist jahat ini," imbuhnya.
Di tengah tuduhan dan kontra-tuduhan, berbagai bagian basis pendukung Trump mulai saling menyerang.
Pendukung QAnon mengecam kelompok milisi, mengklaim mereka bagian plot negara bagian untuk melemahkan Trump.
Kelompok fanatic konspirasi ini juga menyebut kerusuhan 6 Januari di Capitol Hill bagian upaya kudeta rumit.
Persekongkolan melibatkan pemerintah federal, kampanye Black Lives Matter, dan anehnya, China mereka sebut.
Mereka bahkan mulai menentang selebriti QAnon tertentu, seperti Lin Wood, Sidney Powell, dan Michael Flynn.
Di tempat lain, pemilih MAGA arus utama mengejek keyakinan kelompok QAnon yang tak tergoyahkan bahwa Trump adalah penyelamat.
“Itu semua adalah penipuan sejak awal. Janji dibuat dan tidak ditepati, ”salah satu pengguna memposting di TheDonald.win.
Ini situs web yang dibanjiri teori konspirasi dan seruan untuk melakukan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, mengacu pada gerakan QAnon.
“Kamu duduk menunggu orang lain melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang," ejeknya.