Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan

Donald Trump malah memberi pengampunan kepada aktivis Demokrat, pelobi, dan rapper bereputasi kriminal.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan
SAUL LOEB/AFP
Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump membawa bendera Konfederasi saat ia melakukan protes di Capitol Rotunda AS pada 6 Januari 2021, di Washington, DC. Demonstran melanggar keamanan dan memasuki Capitol saat Kongres memperdebatkan Sertifikasi Suara Pemilihan presiden 2020. 

Joe Biden benar-benar menjadi presiden Amerika Serikat. Itu menjadi sangat buruk sehingga salah satu forum online QAnon terkemuka mengancam akan melarang pengguna mana pun yang memposting konten negatif.

"Ada banyak kesedihan dan kebingungan di dunia Q atas rencana yang tampaknya gagal, dan merasa seolah-olah Q meninggalkan mereka," kata Mike Rothschild, peneliti disinformasi yang mengerjakan buku tentang QAnon, kepada Politico.

"Tapi saya pikir itu akan sangat cepat berubah menjadi tekad untuk terus menempuh jalan yang telah mereka janjikan," lanjutnya.

Secara keseluruhan, reaksi di internet MAGA mengungkapkan mosaik kemarahan, penyangkalan, dan kekecewaan karena Trump mengecewakan mereka di hari-hari terakhirnya.

Tanpa pemimpin mereka untuk mengarahkan langkah selanjutnya, koalisi MAGA, kelompok militan ekstremis, kelompok pembenci ras, ahli teori konspirasi, mulai berbalik dengan sendirinya.

“Gerakan ini sekarang bisa berjalan sendiri,” kata Shane Creevy, peneliti disinformasi di Kinzen, sebuah firma analitik data yang melacak kebohongan online.

 “Dengan kepergian Trump, kepalanya telah dipenggal, tetapi itu tidak berarti ini akan hilang. Pertanyaan besarnya adalah apa yang terjadi selanjutnya?” tanyanya retorik.

Berita Rekomendasi

Sejak kerusuhan 6 Januari 2021, yang mengakibatkan lima orang tewas dan ratusan penangkapan di seluruh negeri, para influencer sayap kanan arus utama seperti Ben Shapiro dan Dan Bongino, perlahan melunak.

Alih-alih menenangkan jutaan pengikut online mereka, upaya tersebut telah menghasilkan reaksi balik. Poster-poster bertaburan di dunia maya, menyebut tokoh-tokoh terkenal ini pengkhianat karena setengah hati mendukung ‘pemberontakan’ ke Capitol.

Trump, tanpa akun Twitter-nya, kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan basis pendukungnya.  Video sambutan terakhir yang diposting di akun Twitter Gedung Putih disambut kecurigaan.

Menjelang inaugurasi Biden-Harris, para pendukung fanatik Trump, kelompok QAnon, dan milisi ekstremis masih mengulurkan harapan Trump berbuat sesuatu.

Di papan pesan terenkripsi dan aplikasi digital, pengikut memberi label 19 Januari 2021 sebagai "hari popcorn nasional".

Mereka membubungkan harapan mendapat posisi di barisan depan penangkapan massal para juru kampanye Antifa. Serta Trump diharapkan memberlakukan darurat militer.

Situasi Tegang Menjelang Pelantikan Biden-Harris 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas