Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan

Donald Trump malah memberi pengampunan kepada aktivis Demokrat, pelobi, dan rapper bereputasi kriminal.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Runtuhnya QAnon dan MAGA saat Trump Lengser Tanpa Perlawanan
SAUL LOEB/AFP
Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump membawa bendera Konfederasi saat ia melakukan protes di Capitol Rotunda AS pada 6 Januari 2021, di Washington, DC. Demonstran melanggar keamanan dan memasuki Capitol saat Kongres memperdebatkan Sertifikasi Suara Pemilihan presiden 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Donald J Trump akhirnya lengser, meninggalkan Gedung Putih. Ia tidak menunjukkan perlawanan, meski menolak hadir di pelantikan Biden-Harris, Rabu (20/1/2021).

Kepergian Trump dari Washington ke Florida Rabu pagi, sebelum seremoni pelantikan Biden-Harris dimulai, membuat kelompok pemuja konspirasi QAnon dan MAGA hancur dan kebingungan.

Laman berita CNN dan Politico, Kamis (21/1/2021), menulis, banyak di antara kaum fanatik pemuja konspirasi mengomel dan kecewa nubuatan yang mereka percayai tak menjadi kenyataan.

Trump malah memberi pengampunan kepada aktivis Demokrat, pelobi, dan rapper bereputasi kriminal. Tidak ada "patriot" di antara mereka yang diberi privilese oleh Trump.

Penangkapan massal aktivis Antifa juga tidak pernah ada. Panggung pelantikan di Capitol juga dipenuhi apa yang selalu mereka sebut politisi paling kuat di Amerika, dan para pedofil pemuja setan.

Baca juga: Buntut Kerusuhan, Polisi Capitol AS Meninggal Akibat Bentrok dengan Pendukung Donald Trump

Baca juga: Pidato Perpisahan, Trump Kembali Kutuk Aksi Kerusuhan di Capitol Hill

Baca juga: Donald Trump Dimakzulkan untuk Kedua Kalinya akibat Kerusuhan di Capitol

Ketika jam berdentang pukul 12.00 waktu Washington, 20 Januari 2021, semuanya telah berakhir. Faksi-faksi ekstrem pendukung Trump paling kuat, terguncang.

Hari pelantikan Presiden AS 2021 selama ini diyakini akan jadi momen puncak para ahli teori konspirasi online dan ekstremis di Amerika.

Berita Rekomendasi

Pada hari-hari menjelang kepergian Trump dari Gedung Putih, pengikut online-nya menyaksikan secara histeris pengampunan diberikan ke orang-orang yang secara inheren jadi musuh kelompok itu.

Yaitu para penjahat kerah putih yang dihukum karena penipuan pajak, criminal lain termasuk pengampunan kepada Steve Bannon dan aktivis Demokrat, Kwame Kirkpatrick.

“Trump mengampuni Lil Wayne, Kodak Black, penipu Yahudi terkenal... Tidak ada pengampunan untuk kelas menengah kulit putih yang mempertaruhkan pekerjaan mereka bertarung demi Trump," kata pengguna saluran supremasi kulit putih di Telegram .

Keyakinan Ekstrem Kelompok Pemuja Konspirasi 

Pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, lantang menyatakan konspirasi telah lenyap. Ia menyebut pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell memaksa Trump tidak mengampuni pendiri Wikileaks Julian Assange.

Ini membuat geram garis keras aktivis MAGA. Basis anti-imigran Trump, yang telah bersamanya sejak awal mencalonkan diri sebagai presiden pada 2015, mundur ketika Trump memberikan amnesti kepada puluhan ribu migran Venezuela.

Komunitas QAnon, sebuah kelompok yang sangat berharap Trump memiliki satu cara terakhir untuk tetap berkuasa dan melawan kekuatan kegelapan yang samar-samar di Washington, jadi putus asa.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas