Serangan Kembar Bom Bunuh Diri di Baghdad Irak Tewaskan 28 Orang
Pengeboman di Baghdad belakangan jadi peristiwa langka, dan aksi terbaru ini mengejutkan aparat keamanan.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD – Dua bom bunuh diri berturut-turut mengguncang kawasan komersial di Baghdad, Irak, Kamis (21/1/2021) siang waktu setempat.
Serangan ini menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai 73 lainnya. Pengeboman di Baghdad belakangan jadi peristiwa langka, dan aksi terbaru ini mengejutkan aparat keamanan.
Brigjen Hazem al-Azzawi, Direktur Komando Operasi Baghdad, mengatakan kepada Kantor Berita Irak (INA), "ledakan ganda" menghantam pasar yang ramai di daerah Bab al-Sharji, dekat Tayaran Square.
Sumber medis mengatakan kepada kantor berita AFP, mereka khawatir jumlah korban tewas bisa meningkat.
Kementerian kesehatan mengatakan telah memobilisasi petugas medis di seluruh ibu kota untuk menanggapi serangan mematikan itu.
Baca juga: 8 Roket Targetkan Kedutaan Besar AS di Baghdad, Jelang Peringatan Meninggalnya Qassem Soleimani
Baca juga: Kedubes AS di Baghdad Jadi Sasaran Tembakan Roket
Baca juga: AS Berencana Tutup Kedutaan di Baghdad dan Tarik Diplomatnya, Timbulkan Ketakutan akan Perang
Juru bicara militer Yahya Rasool mengatakan dua pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak mereka saat mereka dikejar pasukan keamanan.
Seorang reporter AFP di tempat kejadian mengatakan para pembom telah menyerang pasar terbuka pakaian bekas, di Tayaran Square.
Setelah bertahun-tahun kekerasan sektarian di Irak menyusul invasi AS 2003, bom bunuh diri menjadi relatif jarang terjadi di ibu kota.
Serangan terakhir terjadi pada Juni 2019 dan menyebabkan beberapa orang tewas. Milisi secara rutin menargetkan kehadiran AS dengan serangan roket dan mortir, terutama kedutaan AS di Zona Hijau yang dijaga ketat.
Laju serangan telah menurun sejak gencatan senjata tidak resmi diumumkan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran pada Oktober.
Tidak ada kelompok yang mengklaim serangan itu dengan segera, tetapi serangan bunuh diri sebagian besar dilakukan oleh ISIL (ISIS).
Irak menyatakan ISIS kalah pada akhir 2017 setelah kampanye tiga tahun yang sengit.
Tetapi sel tidur kelompok itu terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan, biasanya menargetkan pasukan keamanan atau infrastruktur negara dengan serangan dengan korban rendah.
"Serangan semacam ini memiliki ciri khas ISIS yang telah menargetkan kawasan sipil yang padat di Baghdad dengan serangan bunuh diri berkali-kali di masa lalu," kata Sajad Jiyad, seorang analis Irak dan rekan di think-tank The Century Foundation.
“Ini menunjukkan kegagalan keamanan pemerintah yang telah diperingatkan ISIS masih aktif dan dalam beberapa hari terakhir terlihat menargetkan infrastruktur dan daerah pedesaan dengan serangan serupa,” kata Jiyad.
"Bagi warga Irak, ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan yang melemahkan kepercayaan pada pasukan keamanan dan menambah tingkat ketegangan yang sudah ada dengan masalah geopolitik, ekonomi dan pandemi," kata Jiyad.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)