Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trump Berdoa untuk Keberhasilan Pemerintahan Biden dalam Menjaga Amerika Tetap Aman dan Sejahtera

Trump mengatakan tanpa bukti bahwa pemilu telah dicurangi terhadapnya dan memberi tekanan pada pejabat negara untuk membatalkan hasil pemilu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Trump Berdoa untuk Keberhasilan Pemerintahan Biden dalam Menjaga Amerika Tetap Aman dan Sejahtera
Drew Angerer / Getty Images / AFP Drew Angerer / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Joe Biden bertemu dengan Kamala Harris yang baru saja dilantik sebagai Wakil Presiden setelah dia mengambil sumpah jabatan di Front Barat Capitol AS pada 20 Januari 2021 di Washington, DC. Biden dilantik hari ini sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidato perpisahan berdoa bagi pemerintahan baru, tanpa menyebut nama Presiden terpilih Joe Biden.

Trump telah menolak untuk menawarkan konsesi penuh kepada Presiden terpilih dari partai Demokrat, Joe Biden yang memenangkan pemilu 3 November 2020 dengan 306 suara Electoral College dan Trump memperoleh 232.

Trump juga berencana tidak akan menghadiri upacara pengambilan sumpah seperti tradisi penyerahan kekuasaan ke Gedung Putih.

Trump justru berencana terbang ke Florida.

"Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga Amerika tetap aman dan sejahtera," kata presiden dari Partai Republik itu dalam sambutannya seperti dikutip Reuters, Rabu(20/1/2021).

"Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan kami juga ingin mereka beruntung," tambah Trump.

Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia saat Joe Biden Dilantik: Israel Perkuat Aliansi, Hamas Syukuri Trump Tumbang

Trump berkampanye dengan janji untuk "Membuat Amerika Hebat Lagi" tetapi meninggalkan Gedung Putih dengan lebih dari 400.000 orang meninggal karena virus corona yang paling banyak di dunia, ekonomi yang berjuang dari pandemi, dan hubungan tegang dengan sekutu kunci AS.

Berita Rekomendasi

"Bahaya terbesar yang kita hadapi adalah hilangnya kepercayaan pada diri kita sendiri, hilangnya kepercayaan pada kebesaran nasional kita," kata Trump.

Selama berbulan-bulan Trump mengatakan tanpa bukti bahwa pemilu telah dicurangi terhadapnya dan memberi tekanan pada pejabat negara untuk membatalkan hasil pemilu.

Pada unjuk rasa di dekat Gedung Putih pada 6 Januari, ia mendorong para pengikutnya untuk berbondong-bondong ke gedung kongres, sementara anggota parlemen menyatakan kemenangan Biden.

Trump telah bersembunyi di Gedung Putih selama minggu-minggu terakhir masa jabatannya, terguncang setelah kerusuhan oleh para pendukungnya di gedung Capitol 6 Januari lalu, yang menyebabkan lima orang tewas, termasuk seorang perwira polisi Capitol.

DPR memakzulkan Trump dengan tuduhan melakukan penghasutan, menjadikannya presiden pertama dalam sejarah AS yang di-impeach dua kali.

Dia harus menghadapi tuntutan setelah lengser dari jabatannya.

Dalam pidatonya yang direkam tersebut, Trump berusaha menyoroti aspek kepresidenannya yang ia banggakan.

"Kami melakukan apa yang kami inginkan di sini, dan masih banyak lagi. Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan tersulit, pilihan yang paling sulit karena itulah yang Anda pilih uuntuk saya lakukan," ujar Trump.

Trump mencatat perdamaian Timur Tengah yang diprakarsai pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negerinya.

Baca juga: Warga di Desa Thulasendrapuram India Bangga Kamala Harris Jadi Wakil Presiden Amerika Dampingi Biden

"Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan di China, tidak seperti sebelumnya. Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade yang telah memulai tidak ada perang baru," kata suami Melania tersebut.

Trump, yang lengser di tengah perpecahan mendalam di negara itu, mengutuk kerusuhan di Gedung Capitol.

"Semua orang Amerika merasa ngeri dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi. Sekarang, ketika saya bersiap untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada siang hari saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami mulai baru saja dimulai," kata Trump.

"Saya pergi dari tempat yang megah ini dengan hati yang setia dan penuh sukacita dan semangat optimis, dan kepercayaan diri yang tertinggi bahwa bagi negara kita dan untuk anak-anak kita," tambahnya.

Medan Perang

Suasana di Washington DC bak medan perang. Momen pelantikan bakal begitu berbeda dibanding tahun sebelumnya, karena terjadi di tengah wabah Covid-19 dan perpecahan akibat politik.

Dilansir Sky News pemandangan berbeda tersaji di hadapan Joe Biden dan istrinya, Jill, saat mereka tiba di Washington DC.

Lebih dari 25.000 tentara Garda Nasional dikerahkan ke ibu kota guna mencegah potensi kerusuhan seperti yang terjadi pada 6 Januari.

Jumlah itu, hampir tiga kali lipat gabungan pasukan AS di Afghanistan, Suriah, maupun Somalia, membuat ibu kota layaknya medan perang.

Seluruh jalanan DC dilaporkan ditutup, dengan pelat beton dan kontainer truk berukuran besar dipasang menutupi area pusat.

Dinas keamanan mengungkapkan, mereka mendapatkan laporan intelijen bahwa teroris sayap kanan hendak menyasar bangunan negara.

Dengan keputusan pihak keamanan menutup DC, diprediksi tidak akan ada perayaan dalam pelantikan Joe Biden, di mana sebagian menonton secara virtual.

National Mall, tempat yang biasanya menjadi rujukan jika Hari Inaugurasi digelar, juga dilaporkan sudah tertutup.

Sebanyak 200.000 bendera bakal dipasang oleh pihak pengelola untuk mewakili mereka yang yang tidak bisa hadir. (Tribun Network/reuters/sky news/mal/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas