Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Armada Kapal Induk AS Tiba, Militer China Gelar Latihan Tempur di Guangdong

Perkembangan signfikan di kawasan Laut China Selatan ini menandai babak baru persaingan militer AS dan China era Presiden Joe Biden.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Armada Kapal Induk AS Tiba, Militer China Gelar Latihan Tempur di Guangdong
AFP
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan teluk Filipina. 

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG - Pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat dan China terbang berdekatan Selasa (26/1/2021), ketika kelompok kapal induk Amerika memasuki Laut China Selatan.

Militer China menurut South China Morning Post (SCMP) bersiap menggelar latihan tempur di perairan barat Semenanjung Leizhou di Provinsi Guangdong mulai Rabu (22/1/2021) hingga Sabtu.

Sebuah EP-3E Angkatan Laut AS dan Y-8G China, keduanya pesawat intelijen elektronik, terbang paralel langsung di dekat Taiwan selatan, Selasa, menurut pelacak penerbangan Aircraft Spots.

Perkembangan signfikan di kawasan Laut China Selatan ini menandai babak baru persaingan militer AS dan China, setelah tegang di era Presiden Donald Trump. Biden melanjutkan kebijakan itu.

Baca juga: Sejumlah Kapal Induk AS Masuk Laut China Selatan di Tengah Ketegangan China-Taiwan

Baca juga: China Andalkan Rudal Balistik JL-3 yang Bisa Jangkau Benua Amerika dari Kapal Selam

Baca juga: Sistem Rudal Taiwan Siaga saat Jet-jet Tempur China Terbang Melintas

China tidak memberikan rincian latihan tersebut, tetapi pengumuman itu datang ketika kapal induk USS Theodore Roosevelt berlayar dekat Scarborough Shoal di Laut China Selatan.

Sumber internal militer China mengatakan China telah memantau secara cermat aktivitas kelompok kapal induk USS Roosevelt, dan membalas maneuver mereka saat memasuki perairan dekat China.

"AS telah melakukan operasi besar di dekat Taiwan dan Tentara Pembebasan Rakyat harus memberi tahu mereka China siap," kata sumber tersebut.

Berita Rekomendasi

USS Theodore Roosevelt memasuki Laut Cina Selatan pada Sabtu melalui Selat Bashi,  antara Filipina dan Taiwan.

Mereka mengklaim hadir untuk mempromosikan "kebebasan laut" dan "membangun kemitraan yang memupuk keamanan maritime di kawasan itu.

Pernyataan resmi diumumkan Armada Pasifik AS. Ini operasi militer pertama sejak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2021.

Theodore Roosevelt didampingi kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bunker Hill, dan kapal perusak berpeluru kendali USS Russell dan USS John Finn

The South China Sea Strategic Situation Probing Initiative, sebuah wadah pemikir di Beijing, mengatakan setidaknya tujuh pesawat tempur AS telah melakukan operasi penerbangan di sepanjang rute transit Theodore Roosevelt.

Ketujuh pesawat itu terdiri empat pesawat patroli maritim multi-misi P-8A, pesawat peperangan elektronik dan pengintai EP-3E, pesawat peringatan dini udara taktis segala cuaca E-2C, dan pesawat kargo C-2A.

Sementara itu, China menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, mengirimkan 13 pesawat tempur ke ujung selatan Selat Taiwan.

Mereka termasuk pesawat angkut Y-8, delapan pembom H-6K dan empat jet tempur J-16. Sehari sebelumnya China hanya mengirim satu pesawat Y-9 untuk berpatroli di daerah yang sama.

Para analis politik dan militer mengkhawatirkan kemungkinan bentrok fisik secara tidak sengaja di tengah suasana tegang ini.

“Apa yang kami lihat di sini adalah postur dan kontra-postur karena Beijing secara khusus mencoba untuk menyelidiki dan menguji pemerintahan Biden,” kata Collin Koh.

“Mereka mengukur batas yang mungkin dicapai titik-titik api regional tersebut,” lanjut kata Collin Koh, peneliti Studi Internasional di Sekolah S Rajaratnam Singapura.

“Masalahnya adalah risiko insiden yang tidak disengaja yang melibatkan pasukan saingan, katakanlah, di Laut China Selatan. Risiko pertempuran kecil akibat interaksi taktis seperti itu cukup besar," katanya.

Koh mengatakan pemerintahan baru AS kadang-kadang terlibat insiden di Laut China Selatan. Contohnya, saat terjadi bentrokan pesawat tempur tiga bulan setelah George W Bush jadi Presiden.

Saat itu seorang pilot China tewas. Liu Weidong, spesialis urusan AS dari Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan tidak realistis mengharapkan kedua militer menjadi bersahabat dalam waktu singkat.

"Biden sebagian besar akan fokus pada masalah internal Amerika," kata Liu.

“Dia mungkin tidak akan lebih kuat dalam masalah militer daripada (pendahulunya) Trump, tapi mungkin juga tidak lebih lembut darinya,” imbuhnya.

“Kedua militer perlu mempertahankan sikap yang kuat, menyisakan sedikit ruang untuk meningkatkan hubungan mereka,” ujar Weidong.

Laut China Selatan selama bertahun-tahun telah menjadi titik nyala dalam hubungan China-AS yang semakin sulit.

Militer AS terus meningkatkan aktivitasnya di perairan yang diperebutkan saat China menegaskan klaim teritorialnya di daerah tersebut terhadap klaim tetangga yang bersaing termasuk Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei, dan Taiwan.(Tribunnews.com/SCMP/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas