Banjir dan Longsor di Kabupaten Sukabumi, Satu orang Meninggal
Kerugian material yang tercatat 36 unit rumah rusak ringan, tiga unit rumah rusak sedang, dan satu unit rumah rusak berat
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banjir, tanah longsor, dan angin kencang melanda Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa, (3/12), sekitar pukul 06.00 WIB. Hujan deras yang turun selama beberapa jam mengakibatkan banjir yang merendam permukiman warga dan tanah longsor yang menimpa beberapa rumah.
Laporan yang diterima BNPB satu orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor. Sebanyak 243 jiwa tercatat sebagai korban yang terdampak, dengan 46 KK (96 jiwa) mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Sementara itu, tujuh KK (19 jiwa) lainnya masih terancam di wilayah yang rawan longsor dan banjir.
Kerugian material yang tercatat hingga saat ini meliputi kerusakan pada 36 unit rumah rusak ringan, tiga unit rumah rusak sedang, dan satu unit rumah rusak berat akibat tanah longsor dan banjir. Selain itu, sekitar 10 unit rumah terendam banjir, sementara enam fasilitas umum (fasum) seperti jalan dan jembatan mengalami kerusakan atau terputus. Kerusakan ini berdampak pada akses transportasi dan distribusi bantuan di wilayah terdampak.
"Wilayah terdampak sebanyak 22 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, dengan kerusakan yang bervariasi. Kecamatan yang paling parah terdampak antara lain Ciemas, Palabuhanratu, dan Simpenan. Banjir dan longsor terjadi hampir di setiap kecamatan, termasuk daerah-daerah yang sebelumnya dianggap aman," kata Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Rabu (4/12/2024).
Baca juga: Kepala BMKG Sikapi Banjir Bandang di Sukabumi: Tetap Waspada, Ini Baru Awal Musim Hujan
Di Kecamatan Ciemas, satu desa, yaitu Desa Rato, mengalami kerusakan yang signifikan akibat longsor yang menimbun rumah-rumah warga. Di Kecamatan Palabuhanratu, Kelurahan Palabuhanratu juga terdampak parah dengan banjir yang menggenangi jalan-jalan utama dan rumah-rumah warga.
Sementara itu, di Kecamatan Simpenan, dua desa, Sangrawayang dan Loji, mengalami longsor yang mengancam pemukiman warga. Desa lainnya yang juga terdampak antara lain Desa Tegallega di Kecamatan Cidolog, Desa Ciengang di Kecamatan Gegerbitung, serta Desa Sirnaresmi di Kecamatan Cisolok. Di Kecamatan Warungkiara, dua desa yakni Hegarmamah dan Ubrug juga mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor yang terjadi secara bersamaan.
Beberapa kecamatan lain yang terdampak bencana ini termasuk Lengkong, Cikembar, Bantargadung, dan Sukaraja, yang sebagian besar terendam air. Selain itu, beberapa desa di Kecamatan Sukalarang, Cicurug, dan Curugkembar turut terimbas, meskipun dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Desa Mekartani di Kecamatan Cidadap juga terdampak oleh longsoran tanah, yang mengancam permukiman di sekitar lokasi tersebut.
Saat ini, BPBD Kabupaten Sukabumi sedang melakukan assessment untuk mengidentifikasi kerusakan dan kebutuhan mendesak. Fokus utama adalah memastikan evakuasi warga yang berada di lokasi-lokasi rawan longsor. Selain itu, upaya pemulihan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan yang terputus, sangat penting untuk memulihkan aksesibilitas dan mendukung proses pemulihan kehidupan masyarakat terdampak