Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang telah membentuk tim khusus yang melakukan penelitian mengenai efek samping vaksinasi.

"Terkait vaksin virus corona baru, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan telah membentuk kelompok riset baru untuk menyelidiki reaksi samping terhadap petugas kesehatan yang divaksinasi sebelumnya," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (29/1/2021).

Pemerintah Jepang ingin memulai vaksinasi dengan menggunakan vaksin Pfizer dari Amerika secepat mungkin dari akhir bulan Februari 2021.

"Vaksinasi awal akan diberikan kepada 100 rumah sakit nasional dan umum di seluruh negeri, termasuk Organisasi Rumah Sakit Nasional, dan lebih dari 10.000 orang, termasuk dokter dan perawat berusia 20 tahun ke atas, yang telah memberikan persetujuan mereka akan divaksinasi," ujarnya.

Oleh karena itu Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan membentuk kelompok penelitian baru pada tanggal 29 Januari kemarin untuk menyelidiki reaksi samping setelah vaksinasi.

Sejak menerima vaksinasi kedua sampai dengan 28 hari berlalu, setiap institusi kesehatan akan mengamati suhu tubuh dan kondisi tempat vaksinasi, serta mendata reaksi samping.

Baca juga: Pria Pekerja Usia 40-50 Tahunan di Jepang Paling Banyak Terpapar Covid-19

Baca juga: Hasil Uji Klinis di Inggris: Vaksin Novavax 89 Persen Efektif Cegah Covid-19

Data akan dipublikasikan secara teratur, dan vaksin lain seperti Moderna dan AstraZeneca, yang kontraknya akan disuplai oleh Jepang, akan disertakan dalam survei jika disetujui nantinya.

Sementara itu Forum bisnis BBB akan membantu WNI yang ada di luar Jepang apabila ada yang ingin divaksinasi di Jepang dapat menghubungi Forum tersebut lewat email: bbb@jepang.com dengan subject: Vaksinasi BBB.