Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Tokoh Nasional Myanmar yang Ditangkap Militer
Perjalanan politik Aung San Suu Kyi, tokoh yang ditahan militer Myanmar dari dilarang menjadi presiden hingga menjadi penasihat negara.
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Malvyandie Haryadi
Namun, Junta menolak untuk menyerahkan kendali, sehingga Suu Kyi tetap menjadi tahanan rumah di Rangoon selama enam tahun, sampai ia dibebaskan pada Juli 1995.
Namun ia kembali dikenakan tahanan rumah pada September 2000, ketika ia mencoba melakukan perjalanan ke kota Mandalay yang melanggar larangan perjalanan.
Selanjutnya ia dibebaskan tanpa syarat pada Mei 2002, namun setahun kemudian ia dipenjara setelah bentrokan antara pendukungnya dan massa yang didukung pemerintah.
Suu Kyi kemudian diizinkan untuk kembali ke rumah, namun ia masih berada di bawah tahanan rumah.
Terkadang ia bisa bertemu dengan pejabat NLD lainnya dan diplomat terpilih, namun selama tahun-tahun awal ia sering berada di sel isolasi, hingga dirinya tidak diizinkan untuk melihat kedua putranya atau suaminya, yang meninggal karena kanker pada Maret 1999.
Kembali ke Politik
Suu Kyi dikesampingkan dari pemilihan pertama Myanmar dalam dua dekade pada 7 November 2010.
Namun ia dibebaskan dari tahanan rumah enam hari kemudian, hingga ia bisa kembali bertemu dengan anaknya, Kim.
Ketika pemerintahan baru memulai proses reformasi, Suu Kyi dan partainya kembali bergabung dalam proses politik.
Mereka memenangkan 43 dari 45 kursi yang diperebutkan pada pemilihan April 2012, dalam sebuah pernyataan dukungan, Suu Kyi dilantik sebagai anggota parlemen dan pemimpin oposisi.
Krisis Rohingnya
Sejak menjadi penasihat negara Myanmar, kepemimpinannya ditentukan oleh perlakuan terhadap minoritas Rohingya yang sebagian besar Muslim di negara itu.
Pada 2017, ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh karena tindakan keras militer yang dipicu oleh serangan brutal di kantor polisi di negara bagian Rakhine.
Mantan pendukung internasional menuduh Suu Kyi tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pemerkosaan, pembunuhan, dan kejahatan genosida dengan menolak untuk mengutuk militer yang masih kuat atau mengakui laporan kekejaman.