Kondisi Myanmar Sesaat setelah Aung San Suu Kyi Ditangkap, Sepi dan Mobil Militer Berkeliaran
Jurnalis Reuters dan seorang warga mengungkapkan kondisi Myanmar sesaat setelah Aung San Suu Kyi ditangkap militer.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Senin (1/2/2021) pagi, Myanmar dibangunkan dengan berita bahwa militer telah menguasai negara tersebut.
Jurnalis Reuters, Aye Min Thant lewat cuitannya mengatakan, keadaan Myanmar cukup sepi pada Senin pagi, meskipun orang-orang bangun dalam kondisi ketakutan.
"Keadaan masih cukup sepi untuk saat ini, meskipun orang bangun dan ketakutan. Saya telah menerima panggilan sejak pukul 6 pagi dari teman dan kerabat."
"Internet mengalami gangguan dan kartu sim saya tidak lagi berfungsi," cuitnya pada Senin pagi pukul 07.00 waktu setempat, dikutip BBC.
Pasca-penangkapan Aung San Suu Kyi, militer Myanmar menyatakan pihaknya telah mengambil alih negara.
Baca juga: PROFIL Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar yang Ditahan Militer, Putri dari Seorang Jenderal
Baca juga: Biodata Aung San Suu Kyi di Wikipedia Berubah setelah Ditahan Militer, Tertulis Tanggal Penangkapan
Hal ini disampaikan lewat siaran stasiun televisi milik militer.
Dalam siaran tersebut, komandan militer tertinggi bertanggung jawab atas insiden penangkapan Aung San Suu Kyi.
Pihaknya juga mengumumkan Myanmar dalam kondisi darurat selama satu tahun.
Aung San Suu Kyi, penasihat negara Myanmar, telah ditangkap dan ditahan bersama anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya.
Langkah itu menyusul kemenangan telak partai Suu Kyi dalam pemilu November lalu, yang diklaim pihak militer diselenggarakan secara curang.
Myanmar, yang juga dikenal dengan nama Burma, diperintah oleh angkatan bersenjata hungga 2011, saat reformasi yang dipimpin Suu Kyi mengakhiri kekuasaan militer.
Seorang penduduk di Yangon, Myanmar mengatakan pada BBC, ia tengah bersiap untuk jalan-jalan pagi ketika mendapat pesan dari seorang teman mengenai penahanan Suu Kyi.
Pria berusia 25 tahun itu, yang tak mau disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, langsung mengecek media sosial.
"Bangun dan mengetahui dunia Anda benar-benar terbalik dalam semalam bukanlah perasaan baru, tetapi perasaan yang saya pikir sudah hilang, dan perasaan yang tidak pernah terpikir akan dipaksa untuk kami rasakan lagi," bebernya, merefleksikan masa kecilnya di bawah pemerintahan militer.
"Yang benar-benar mengejutkan saya adalah melihat bagaimana menteri daerah kita semua ditahan. Karena ini artinya mereka (militer) benar-benar mengambil semua orang, bukan hanya Aung San Suu Kyi," imbuh dia.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Militer Myanmar Ambil Alih, Nyatakan Kondisi Darurat Selama 1 Tahun
Baca juga: Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Dari Tahanan Politik Jadi Penguasa Hingga Dikudeta dan Ditahan Militer
Mobil Militer Berkeliaran di Kota
Masih mengutip BBC, seorang aktivis lokal mengatakan teman-temannya juga turut ditahan militer Myanmar.
"Kami terbangun dengan berita kudeta militer di pagi hari dan beberapa teman kami ditahan," katanya kepada BBC.
Sesaat setelah Suu Kyi ditangkap, katanya, konektivitas internet terputus.
Tak hanya itu, mobil-mobil militer Myanmar juga berkeliaran di sekitar kota.
"Konektivitas internet sudah tidak ada lagi."
"Saya tidak bisa keluar dan menggunakan telepon saya, tidak ada data sama sekali. Ini yang terjadi sekarang."
"Ada mobil militer berkeliaran di sekitar kota," beber dia.
Aung San Suu Kyi Ditangkap dan Ditahan
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer.
Hal ini disampaikan seorang juru bicara NLD kepada CNN, Senin (1/2/2021).
Baca juga: Imbauan KBRI Yangon untuk WNI di Myanmar Setelah Aksi Kudeta Militer
Baca juga: Myanmar Dikudeta Militer: Warga Timbun Makanan, Atribut NLD Diturunkan, dan Sinyal Internet Putus
Selain Aung San Suu Kyi, ada tokoh penting pemerintah lainnya yang juga ditahan.
"Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lainnya ditahan di (ibu kota) Naypyidaw," kata juru bicara Myo Nyunt, dikutip Tribunnews dari CNN.
"Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuh dia.
Tindakan itu dilakukan setelah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer meningkat setelah pemilihan umum yang menurut tentara curang.
NLD mengklaim kemenangan setelah pemilu digelar pada November 2020 lalu.
Hal itu menandai pemungutan suara demokratis kedua di Myanmar sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2015.
Dalam pernyataan yang dirilis 29 Januari, misi internasional di Myanmar mendesak militer untuk mematuhi norma-norma demokrasi.
"Kami menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar," bunyi pernyataan itu, yang ditandatangani perwakilan dari AS, Inggris, dan Uni Eropa.
"Kami mendukung semua orang yang bekerja menuju kebebasan demokrasi lebih besar, perdamaian abadi, dan kemakmuran inklusif bagi rakyat Myanmar," tambahnya.
Baca juga: Selain Kudeta Myanmar, Ini 5 Kudeta Militer Berbahaya Beberapa Tahun Terakhir
Baca juga: Guru Besar UI Beri Saran kepada Pemerintah Indonesia Terkait Kudeta Militer di Myanmar
Organisasi non-pemerintah hak asasi manusia, Burma Rights UK mengatakan dalam sebuah unggahan di Twitter, berita penahanan Suu Kyi "menghancurkan".
"Ini perlu ditanggapi dengan tanggapan internasional yang paling kuat."
Militer perlu dibuat untuk memahami bahwa mereka telah membuat kesalahan perhitungan besar dalam berpikir bahwa mereka bisa lolos," cuit kelompok itu.
Suu Kyi adalah seorang pahlawan demokrasi di negara asalnya, Myanmar.
Ia adalah mantan tahanan politik yang menghabiskan dua dekade di bawah tahanan rumah.
Ia juga putri dari ikon kemerdekaan yang terbunuh.
Sejak partainya menang telak pada 2015, ia telah menjadi pemimpin de facto Myanmar dan menempati posisi sebagai penasihat negara - gelar yang diciptakan sebagai jalan keluar dari konstitusi yang melarangnya menjadi presiden.
Namun, reputasi internasionalnya telah ternoda dalam beberapa tahun terakhir oleh tuduhan genosida pada populasi Muslim Rohingya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.