Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Myanmar Sesaat setelah Aung San Suu Kyi Ditangkap, Sepi dan Mobil Militer Berkeliaran

Jurnalis Reuters dan seorang warga mengungkapkan kondisi Myanmar sesaat setelah Aung San Suu Kyi ditangkap militer.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Kondisi Myanmar Sesaat setelah Aung San Suu Kyi Ditangkap, Sepi dan Mobil Militer Berkeliaran
Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Para migran Myanmar memegang potret Aung San Suu Kyi saat mereka mengambil bagian dalam demonstrasi di luar kedutaan Myanmar di Bangkok, Thailand pada 1 Februari 2021, setelah militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta. 

TRIBUNNEWS.COM - Senin (1/2/2021) pagi, Myanmar dibangunkan dengan berita bahwa militer telah menguasai negara tersebut.

Jurnalis Reuters, Aye Min Thant lewat cuitannya mengatakan, keadaan Myanmar cukup sepi pada Senin pagi, meskipun orang-orang bangun dalam kondisi ketakutan.

"Keadaan masih cukup sepi untuk saat ini, meskipun orang bangun dan ketakutan. Saya telah menerima panggilan sejak pukul 6 pagi dari teman dan kerabat."

"Internet mengalami gangguan dan kartu sim saya tidak lagi berfungsi," cuitnya pada Senin pagi pukul 07.00 waktu setempat, dikutip BBC.

Pasca-penangkapan Aung San Suu Kyi, militer Myanmar menyatakan pihaknya telah mengambil alih negara.

Presiden Myanmar Win Myint (kanan), Penasihat Negara Aung San Suu Kyi (tengah) dan Wakil Presiden Henry Van Thio (kiri) mengenakan masker setelah sesi foto mereka pada upacara pembukaan Konferensi Perdamaian Persatuan ke-4 (Panglong Abad ke-21) di Pusat Konvensi Internasional Myanmar (2) di Naypyidaw pada 19 Agustus 2020.
Presiden Myanmar Win Myint (kanan), Penasihat Negara Aung San Suu Kyi (tengah) dan Wakil Presiden Henry Van Thio (kiri) mengenakan masker setelah sesi foto mereka pada upacara pembukaan Konferensi Perdamaian Persatuan ke-4 (Panglong Abad ke-21) di Pusat Konvensi Internasional Myanmar (2) di Naypyidaw pada 19 Agustus 2020. (Thet Aung / AFP)

Baca juga: PROFIL Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar yang Ditahan Militer, Putri dari Seorang Jenderal

Baca juga: Biodata Aung San Suu Kyi di Wikipedia Berubah setelah Ditahan Militer, Tertulis Tanggal Penangkapan

Hal ini disampaikan lewat siaran stasiun televisi milik militer.

Dalam siaran tersebut, komandan militer tertinggi bertanggung jawab atas insiden penangkapan Aung San Suu Kyi.

Berita Rekomendasi

Pihaknya juga mengumumkan Myanmar dalam kondisi darurat selama satu tahun.

Aung San Suu Kyi, penasihat negara Myanmar, telah ditangkap dan ditahan bersama anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya.

Langkah itu menyusul kemenangan telak partai Suu Kyi dalam pemilu November lalu, yang diklaim pihak militer diselenggarakan secara curang.

Myanmar, yang juga dikenal dengan nama Burma, diperintah oleh angkatan bersenjata hungga 2011, saat reformasi yang dipimpin Suu Kyi mengakhiri kekuasaan militer.

Seorang penduduk di Yangon, Myanmar mengatakan pada BBC, ia tengah bersiap untuk jalan-jalan pagi ketika mendapat pesan dari seorang teman mengenai penahanan Suu Kyi.

Pria berusia 25 tahun itu, yang tak mau disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, langsung mengecek media sosial.

"Bangun dan mengetahui dunia Anda benar-benar terbalik dalam semalam bukanlah perasaan baru, tetapi perasaan yang saya pikir sudah hilang, dan perasaan yang tidak pernah terpikir akan dipaksa untuk kami rasakan lagi," bebernya, merefleksikan masa kecilnya di bawah pemerintahan militer.

"Yang benar-benar mengejutkan saya adalah melihat bagaimana menteri daerah kita semua ditahan. Karena ini artinya mereka (militer) benar-benar mengambil semua orang, bukan hanya Aung San Suu Kyi," imbuh dia.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditangkap, Militer Myanmar Ambil Alih, Nyatakan Kondisi Darurat Selama 1 Tahun

Baca juga: Rekam Jejak Aung San Suu Kyi, Dari Tahanan Politik Jadi Penguasa Hingga Dikudeta dan Ditahan Militer

Mobil Militer Berkeliaran di Kota

Polisi berjaga di Naypyidaw pada Jumat (29/1/2021), jelang pembukaan kembali parlemen pada 1 Februari usai kemenangan Aung San Suu Kyi dan partainya, National League for Democracy (NLD), di pemilu Myanmar November 2020.
Polisi berjaga di Naypyidaw pada Jumat (29/1/2021), jelang pembukaan kembali parlemen pada 1 Februari usai kemenangan Aung San Suu Kyi dan partainya, National League for Democracy (NLD), di pemilu Myanmar November 2020. (AFP PHOTO/THET AUNG)

Masih mengutip BBC, seorang aktivis lokal mengatakan teman-temannya juga turut ditahan militer Myanmar.

"Kami terbangun dengan berita kudeta militer di pagi hari dan beberapa teman kami ditahan," katanya kepada BBC.

Sesaat setelah Suu Kyi ditangkap, katanya, konektivitas internet terputus.

Tak hanya itu, mobil-mobil militer Myanmar juga berkeliaran di sekitar kota.

"Konektivitas internet sudah tidak ada lagi."

"Saya tidak bisa keluar dan menggunakan telepon saya, tidak ada data sama sekali. Ini yang terjadi sekarang."

"Ada mobil militer berkeliaran di sekitar kota," beber dia.

Aung San Suu Kyi Ditangkap dan Ditahan

Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, ditahan oleh militer.

Hal ini disampaikan seorang juru bicara NLD kepada CNN, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Imbauan KBRI Yangon untuk WNI di Myanmar Setelah Aksi Kudeta Militer

Baca juga: Myanmar Dikudeta Militer: Warga Timbun Makanan, Atribut NLD Diturunkan, dan Sinyal Internet Putus

Selain Aung San Suu Kyi, ada tokoh penting pemerintah lainnya yang juga ditahan.

"Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lainnya ditahan di (ibu kota) Naypyidaw," kata juru bicara Myo Nyunt, dikutip Tribunnews dari CNN.

"Militer tampaknya menguasai ibu kota sekarang," imbuh dia.

Mobil melewati polisi yang duduk di truk di sepanjang jalan di Yangon pada 1 Februari 2021, ketika militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam kudeta.
Mobil melewati polisi yang duduk di truk di sepanjang jalan di Yangon pada 1 Februari 2021, ketika militer Myanmar menahan pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam kudeta. (STR / AFP)

Tindakan itu dilakukan setelah ketegangan antara pemerintah sipil dan militer meningkat setelah pemilihan umum yang menurut tentara curang.

NLD mengklaim kemenangan setelah pemilu digelar pada November 2020 lalu.

Hal itu menandai pemungutan suara demokratis kedua di Myanmar sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2015.

Dalam pernyataan yang dirilis 29 Januari, misi internasional di Myanmar mendesak militer untuk mematuhi norma-norma demokrasi.

"Kami menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar," bunyi pernyataan itu, yang ditandatangani perwakilan dari AS, Inggris, dan Uni Eropa.

"Kami mendukung semua orang yang bekerja menuju kebebasan demokrasi lebih besar, perdamaian abadi, dan kemakmuran inklusif bagi rakyat Myanmar," tambahnya.

Baca juga: Selain Kudeta Myanmar, Ini 5 Kudeta Militer Berbahaya Beberapa Tahun Terakhir

Baca juga: Guru Besar UI Beri Saran kepada Pemerintah Indonesia Terkait Kudeta Militer di Myanmar

Organisasi non-pemerintah hak asasi manusia, Burma Rights UK mengatakan dalam sebuah unggahan di Twitter, berita penahanan Suu Kyi "menghancurkan".

"Ini perlu ditanggapi dengan tanggapan internasional yang paling kuat."

Militer perlu dibuat untuk memahami bahwa mereka telah membuat kesalahan perhitungan besar dalam berpikir bahwa mereka bisa lolos," cuit kelompok itu.

Suu Kyi adalah seorang pahlawan demokrasi di negara asalnya, Myanmar.

Ia adalah mantan tahanan politik yang menghabiskan dua dekade di bawah tahanan rumah.

Ia juga putri dari ikon kemerdekaan yang terbunuh.

Sejak partainya menang telak pada 2015, ia telah menjadi pemimpin de facto Myanmar dan menempati posisi sebagai penasihat negara - gelar yang diciptakan sebagai jalan keluar dari konstitusi yang melarangnya menjadi presiden.

Namun, reputasi internasionalnya telah ternoda dalam beberapa tahun terakhir oleh tuduhan genosida pada populasi Muslim Rohingya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas