Aplikasi Deteksi Corona Cocoa 4 Bulan Ngawur, Oposisi Minta PM Jepang Pecat Penanggungjawab
Aplikasi mendeteksi penderita corona dari kementerian kesehatan Jepang, Cocoa, selama 4 bulan ngawur, oposisi minta PM Jepang memecat orang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Aplikasi mendeteksi penderita corona dari Kementerian Kesehatan Jepang, Cocoa, selama 4 bulan ngawur, oposisi minta PM Jepang memecat orang yang bertanggungjawab hal tersebut.
"Kami meminta maaf atas kerusakan "aplikasi konfirmasi kontak Cocoa yang menginformasikan kemungkinan kontak dengan seseorang yang positif mengidap virus corona baru," ungkap PM Jepang Yoshihide Suga Jumat ini (5/2/2021) di sidang parlemen.
Partai-partai oposisi telah meneliti fakta bahwa disfungsi Cocoa dibiarkan tanpa pengawasan selama lebih dari empat bulan, selain malfungsi aplikasi.
Ketua Partai Demokrat Konstitusional Masatoshi Izumi, "Saya minta yang bertanggung jawab atas Cocoa dipecat PM Jepang karena meninggalkannya selama empat bulan lebih masalah dengan aplikasi Cocoa.. Saya pikir Anda memiliki tanggung jawab itu, tetapi bagaimana?" tanya Izumi.
"Saya sangat menyesal, dan saya ingin bekerja keras untuk mencegah hal ini jangan sampai terjadi terulang kembali," papar PM Suga.
"Apakah tidak akan ada yang dipecat?" tanya Izumi lagi.
"Ini adalah peran kami untuk menyelidiki dan menanggapi secara menyeluruh untuk mencegah hal ini jangan sampai terjadi lagi di masa depan," jawab PM Suga.
Aplikasi dibuat oleh perusahaan Person Process and Technology anak perusahaan Person Holdings dengan CEO nya Koichi Yokomichi.
Beberapa warga Jepang meminta agar Kementerian Kesehatan meminta balik uang proyek karena aplikasi tersbeut justru malah membahayakan orang lain, tidak berfungsi baik sehingga yang positif corona dapat dengan mudah menginfeksi orang sehat gara-gara aplikasi Cocoa tidak berjalan dengan baik.
Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 5 Februari: Tambah 11.749 Kasus Baru, Total 1.134.854
Sejak akhir September tahun lalu, beberapa pengguna ponsel cerdas belum terdeteksi atau diberi tahu tentang aplikasi konfirmasi kontak virus korona baru Cocoa meskipun mereka telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Aplikasi Cocoa smartphone merekam data antara pengguna yang telah berada dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih, dan ketika satu infeksi virus terdeteksi, "ada kemungkinan kontak dekat" dengan pihak lain.
Lalu akan diberi tahu . Namun, dari akhir tahun lalu hingga awal tahun ini, ada keluhan masuk.
"Saya menghubungi orang yang positif tetapi tidak ada pemberitahuan dan ketika saya menyelidikinya di Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, saya menemukan bahwa perangkat lunak dasar "Android" untuk smartphone telah dirilis sejak akhir September tahun lalu gagal berfungsi."