Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gletser Himalaya Ambrol, Banjir Bandang Terjang Uttarakhand, Ratusan Orang Diduga Tewas  

Air bah menggelontor, menyapu apa pun yang menghalangi jalannya. Termasuk desa-desa dan permukiman di tepian sungai Rishi Ganga.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Gletser Himalaya Ambrol, Banjir Bandang Terjang Uttarakhand, Ratusan Orang Diduga Tewas  
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Pegunungan Himalaya 

"Saya merasa kami akan tersapu," katanya. Otoritas lokal melaporkan distrik-distrik termasuk Pauri, Tehri, Rudraprayag, Haridwar dan Dehradun berada dalam siaga tinggi.

Surat kabar The Times of India mengutip Perdana Menteri Narendra Modi yang mengatakan dia sedang memantau situasi di Uttarakhand.

“India mendukung Uttarakhand dan negara berdoa untuk keselamatan semua orang di sana. Terus berbicara dengan otoritas senior dan mendapatkan kabar terbaru tentang… pekerjaan penyelamatan dan operasi bantuan,” kata Modi.

Angkatan udara India sedang dipersiapkan untuk membantu operasi penyelamatan. Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengatakan tim tanggap bencana sedang diterbangkan dalam upaya penyelamatan.

Hentikan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air

Uttarakhand di Himalaya rawan banjir bandang dan tanah longsor. Pada Juni 2013, rekor curah hujan menyebabkan banjir dahsyat yang menewaskan hampir 6.000 orang.

Bencana tersebut dijuluki sebagai “Tsunami Himalaya” karena aliran air yang mengalir di daerah pegunungan, yang menyebabkan lumpur dan bebatuan runtuh, mengubur rumah, menyapu bangunan, jalan dan jembatan.

Berita Rekomendasi

Uma Bharti, mantan Menteri Sumber Daya Air India dan pemimpin senior partai Modi, mengkritik pembangunan proyek pembangkit listrik di daerah tersebut.

“Ketika saya menjadi menteri, saya meminta agar Himalaya adalah tempat yang sangat sensitif, jadi proyek pembangkit listrik tidak boleh dibangun di Gangga dan anak sungai utamanya,” katanya lewat Twitter, mengacu sungai utama yang mengalir dari gunung.

Pakar lingkungan menyerukan penghentian proyek pembangkit listrik tenaga air besar di negara bagian itu.

“Bencana ini lagi-lagi membutuhkan pengawasan yang serius terhadap pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air di wilayah yang sensitif lingkungan ini,” kata Ranjan Panda, seorang sukarelawan untuk Jaringan Memerangi Perubahan Iklim yang menangani masalah air, lingkungan dan perubahan iklim.

“Pemerintah seharusnya tidak lagi mengabaikan peringatan dari para ahli dan berhenti membangun proyek pembangkit listrik tenaga air,” katanya.(Tribunnews.com/Aljazeera/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas