Flu Burung H5N8 Terdeteksi Pertama Kali pada Manusia, Menginfeksi Peternak Unggas di Rusia
Beberapa pekerja di sebuah peternakan unggas di Rusia terinfeksi dengan salah satu jenis flu burung H5N8 untuk pertama kalinya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa pekerja di sebuah peternakan unggas di Rusia terinfeksi dengan salah satu jenis flu burung, H5N8, untuk pertama kalinya, Mirror mengabarkan.
Tujuh pekerja di sebuah pabrik unggas di selatan Rusia terinfeksi virus H5N8 pada Desember 2020 lalu, kata Anna Popova, kepala pengawas kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, Sabtu (20/2/2021).
Kasus itu adalah kasus pertama dari strain virus flu burung bernama A (H5N8) yang ditularkan ke manusia dari unggas.
Rusia telah melaporkan masalah tersebut ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Wabah strain H5N8 telah dilaporkan ditemukan di Rusia, Eropa, Cina, Timur Tengah dan Afrika Utara dalam beberapa bulan terakhir.
Baca: Gejala Covid-19 Mirip Flu Banyak Tak Disadari, Analisa Epidemiolog: Picu Penularan Makin Tinggi
Baca: Sejak Akhir November 2020, Korea Selatan Sudah Laporkan 44 Kasus Flu Burung
Tetapi sejauh ini, H5N8 hanya menginfeksi unggas.
Strain lainnya, seperti H5N1, H7N9 dan H9N2, diketahui telah menyebar ke manusia.
Rusia melaporkan kasus infeksi manusia ke WHO beberapa hari lalu.
"Kami melaporkannya saat kami benar-benar yakin dengan hasil kami," kata Popova di TV pemerintah Rossiya 24.
Belum ada tanda-tanda penularan antar manusia, tambahnya.
"Situasi ini tidak berkembang lebih jauh."
Dalam sebuah email, badan WHO Eropa mengatakan telah diberitahu oleh Rusia tentang kasus infeksi manusia dengan H5N8.
"Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja yang terpapar kawanan burung," kata email tersebut.
"Mereka asimtomatik dan tidak ada penularan dari manusia ke manusia yang dilaporkan."
"Kami sedang berdiskusi dengan otoritas nasional untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai dampak kesehatan masyarakat dari acara ini," tambah email tersebut.
Mayoritas infeksi flu burung pada manusia dikaitkan dengan kontak langsung dengan unggas hidup atau unggas mati yang terinfeksi.
Makanan yang dimasak dengan benar dianggap aman.
Wabah flu burung seringkali menyebabkan pabrik unggas membunuh unggasnya untuk mencegah penyebaran virus.
Negara pengimpor juga harus memberlakukan pembatasan perdagangan.
Sebagian besar kasus disebarkan oleh unggas liar yang bermigrasi, sehingga negara produsen cenderung menyimpan unggasnya di dalam ruangan atau terlindungi dari kontak dengan satwa liar.
Institut Vektor Siberia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka akan mulai mengembangkan tes manusia dan vaksin melawan H5N8, kantor berita RIA melaporkan.
Pada tahun 2007, jenis flu burung yang berbeda, H5N1, menyebar ke seluruh Asia, menewaskan enam dari setiap sepuluh manusia yang tertular.
Namun, penyakit itu mereda, karena alasan yang tidak sepenuhnya jelas bagi para ilmuwan.
Total 455 orang meninggal karena strain H5N1.
Belum ada satu pun infeksi manusia H5N1 yang terdeteksi sejak Februari 2017.
Pemerintah Chiba Jepang Terpaksa 'Bunuh' 1,15 Juta Ekor Ayam akibat Virus Flu Burung
Awal Februari lalu, Virus flu burung terdeteksi pada ayam di sebuah peternakan unggas di Kota Tako, Prefektur Chiba, Jepang.
Pihak prefektur mulai memusnahkan sekitar 1,15 juta ekor ayam pada Minggu (7/2/2021) sore.
"Ini adalah situasi yang tidak biasa di prefektur dimana 30 persen dari ayam yang dibesarkan dibuang," ungkap sumber Tribunnews.com di Chiba, Minggu (7/2/2021).
Menurut Prefektur Chiba, sebuah peternakan unggas di Kota Tako menghubungi kantor pemda pada tanggal 6 Februari dan melaporkan bahwa "6 ekor ayam mati".
Dan sebagai hasil pengujian genetik, virus avian influenza "tipe H5" terdeteksi.
Prefektur mengadakan pertemuan markas penanggulangan darurat, Minggu (7/2/2021) pagi.
Akhirnya meminta bantuan dari Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) untuk mengirimkan pasukannya membunuh 1,15 juta ekor ayam-ayam agar tak tercemar virus lebih lanjut.
Di prefektur, wabah flu burung telah dikonfirmasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu setengah bulan terakhir.
Dan 30 persen ayam yang dibesarkan di prefektur telah disembelih, termasuk kali ini, yang merupakan kasus ketujuh, merupakan situasi yang tidak biasa.
Baca juga: Gedung Parlemen Jepang Ternyata Memiliki 83 Area Khusus Merokok
Baca juga: 5 Artis Jepang yang Meninggal Bunuh Diri di Tengah Pandemi Covid-19
"Ada masalah kekurangan dokter hewan yang harus ditangani, jadi pihak prefektur meminta pemerintah pusat untuk bekerja sama."
Selain itu, prefektur telah menetapkan peternakan ayam dalam radius 3 km sebagai "area pergerakan terbatas" yang melarang pergerakan ayam dan telur, dan dalam radius 10 km sebagai "area ekspor terbatas" yang melarang pergerakan tersebut.
"Ini adalah situasi darurat di mana 30 persen ayam di prefektur akan disembelih karena wabah di peternakan skala besar," kata Gubernur Chiba Kensaku Morita kepada wartawan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Richard Susilo)