Mendagri Libya Fathi Bashaga yang Diakui PBB Lolos dari Upaya Pembunuhan
Fathi Bashagha dalam beberapa bulan terakhir memicu kemarahan beberapa kelompok bersenjata di Tripoli setelah mengumumkan demobilisasi milisi.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah bertemu dengan Perdana Menteri Libya Abdulhamid Dbeibah di Kairo.
Ia menawarkan dukungan negaranya dalam mencapai stabilitas di tetangganya yang bermasalah. Pernyataan dirilis kepresidenan Mesir.
Mesir menyambut baik pengumuman pemerintahan sementara baru pada Kamis lalu, upaya terbaru yang ditengahi PBB untuk menyatukan kubu saingan di timur dan barat Libya.
Mesir berencana membuka kembali kedutaan besarnya di ibu kota Tripoli. Negara ini pendukung paling menonjol Khalifa Haftar.
Kairo melihat Dbeibah merupakan pilihan terbaik untuk mengamankan perbatasannya dengan Libya. Kampanye Haftar untuk menguasai Tripoli, di barat, hancur pada Juni.
El-Sisi menegaskan "kesiapan penuh Mesir untuk memberikan semua keahlian dan pengalamannya ... dengan cara yang berkontribusi untuk menempatkan Libya di jalur yang benar.
Mesir juga mempersiapkan negaranya untuk bergerak menuju cakrawala konstruksi, pembangunan dan stabilitas.
Sumber intelijen Mesir dan diplomat barat mengatakan upaya Mesir untuk bekerja dengan Tripoli merupakan kalibrasi ulang kebijakan setelah kegagalan kampanye Haftar.
Setelah pertemuan tersebut, Dbeibah membuat postingan di akun Twitternya. "Kami menantikan hubungan strategis kedua negara persaudaraan," tulisnya merujuk Mesir.
Mesir menutup kedutaan Tripoli pada 2014, tahun ketika banyak misi asing ditutup selama konflik yang semakin intensif.
Persaingan antarfaksi mengeras mengikuti penggulingan Muammar Gaddafi setelah 40 tahun berkuasa. Saat itu Libya sedang dipuncak kemakmurannya bersumber produksi minyak.
Turki, saingan regional Mesir dan pendukung militer faksi Libya barat, membuka kembali kedutaan besarnya di ibu kota Libya pada 2017. Dbeibah juga mengunjungi Turki pekan lalu.(Tribunnews.com/xna)