Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sepak Terjang Makiko Yamada, Humas PM Jepang yang Didesak Mundur oleh Oposisi

Awal tahun 2021, Yamada tampak biasa saja layaknya orang Jepang, berhati-hati sekali menghadapi orang yang pertama ditemuinya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sepak Terjang Makiko Yamada, Humas PM Jepang yang Didesak Mundur oleh Oposisi
Foto Asahi
Makiko Yamada (61) Kepala Sekretaris (Humas) PM Jepang Yoshihide Suga. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Makiko Yamada, Kepala Sekretaris (Humas) PM Jepang Yoshihide Suga jadi sorotan setelah mendapat jamuan makan oleh perusahaan swasta.

Tak tanggung-tanggung, sekali makan wagyu (daging sapi termahal di Jepang) dan sake senilai lebih dari 70.000 yen atau sekitar Rp 9,3 juta.

Hal ini mengakibatkan pihak oposisi Jepang mendesaknya untuk mengundurkan diri.

Tapi Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato, Kamis (25/2/2021) membelanya.

"Petugas hubungan masyarakat menyesal dan secara sukarela mengembalikan gajinya," kata Katsunobo Kato.

Beberapa wartawan Jepang yang dihubungi Tribunnews.com tampaknya tidak senang dengan Yamada.

Berita Rekomendasi

Bahkan Kaoru Taketomi, wartawan News Posto Seven, Jumat (26/2/2021) menuliskan Yamada sebagai bos mafia.

"Yoshihide Suga, Don dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (Red: Saat PM Jepang bekerja di kementerian tersebut), telah mengumpulkan birokrat pro Suga favoritnya di stasiun (penyiaran) dan menggunakan mereka sebagai alat untuk mengontrol media. Yamada juga merupakan bos mafia yang pernah menjadi direktur biro di Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi," tulis Taketomi.

Makiko Yamada (61) Kepala Sekretaris (Humas)  PM Jepang Yoshihide Suga.
Makiko Yamada (61) Kepala Sekretaris (Humas) PM Jepang Yoshihide Suga. (Foto Asahi)

Tidak sampai di sana, Taketomi juga mengungkapkan tertulis bahwa pengganti pejabat kementerian dalam negeri dan komunikasi ternyata suami Yamada yang juga ternyata mafia pula sama seperti sang istri.

"Hiroshi Yoshida, Wakil Direktur Jenderal Sekretariat, yang merupakan suami dari Yamada, ditugaskan menggantikan Yoshinori Akimoto, Direktur Biro Administrasi Distribusi Informasi, yang diberhentikan setelah menerima hiburan (ditraktir makan mewah puluhan ribu yen sekali makan, oleh CEO perusahaan telekomunikasi Jepang)."

"Yoshida juga merupakan bagian dari mafia penyiaran yang pernah menjabat sebagai kepala seksi terestrial stasiun, tetapi tidak biasa adalah untuk saat ini, dia juga akan menjabat sebagai direktur sekretariat," Taketomi menambahkan.

"Karena eksekutif Sekretariat Kabinet yang melakukan penyidikan dan direktur yang diperiksa adalah orang yang sama, barangkali lelucon usang itu ya. Tampaknya dia akan terus melakukan mafia siaran di kelompok pro Suga sambil mencari dan membalas dendam untuk setiap pengkhianat. Ini seperti mafia," tulis Taketomi lagi.

Baca juga: Terima Jamuan Makan Senilai Rp 9,3 Juta, Kepala Sekretaris PM Jepang Didesak Mundur

Baca juga: Pengelola Beasiswa ke Jepang Ditangkap, 10 Penerima Pelajar Asing Terlantar

Lalu bagaimana sebenarnya Yamada dalam setiap jumpa pers yang diikuti Tribunnews.com di kantor PM Jepang?

Saat berkenalan awal tahun 2021 ini, Yamada tampak biasa saja layaknya orang Jepang, berhati-hati sekali menghadapi orang yang pertama ditemuinya, apalagi kepada orang asing.

Saat jumpa pers dilakukan, tampak seolah sudah ada di kepalanya, siapa saja yang akan bertanya kepada PM Jepang sehingga banyak wartawan angkat tangan pun seolah tidak dilayani.

Sama seperti yang diungkapkan Taketomi dalam tulisannya, tampaknya hanya wartawan kesayangan Suga saja yang ditunjuk boleh bertanya.

"Yamada secara menyeluruh mengabaikan wartawan yang mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan keinginan pemerintah, dan tidak menunjuk kepada mereka tidak peduli seberapa banyak dia mengangkat tangannya."

"Itu adalah peran seorang penjaga yang secara paksa memotong wawancara dan membiarkan perdana menteri melarikan diri bahkan di tengah pertanyaan, menghentikan reporter yang tidak yakin dengan jawaban perdana menteri dan memakannya, dan akhirnya berkata, dari Sini PM Jepang masih ada jadwal lagi," tulis Taketomi lebih lanjut.

Jun Azumi, ketua Partai Demokrat Konstitusional (kanan), bertemu dengan Hiroshi Moriyama (kiri), ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di gedung parlemen Jepang, Kamis (25/2/2021).
Jun Azumi, ketua Partai Demokrat Konstitusional (kanan), bertemu dengan Hiroshi Moriyama (kiri), ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di gedung parlemen Jepang, Kamis (25/2/2021). (Foto Jiji)

Pengamatan Tribunnews.com sejak PM Shinzo Abe berganti ke PM Yoshihide Suga memang sangat berbeda.

Saat PM Abe wartawan bebas bertanya termasuk Tribunnews.com beberapa kali diberikan kesempatan bertanya langsung kepada PM Abe saat itu.

Semuanya memang berubah total saat Suga menjadi PM Jepang sejak September tahun lalu.

Para wartawan Jepang pun tampak merasakan ada dinding tebal dengan sang PM yang baru ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas