Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tes Swab Anal Kini Diwajibkan bagi Para Pelancong yang Memasuki China

Swab tes anal virus corona sekarang wajib bagi siapa pun yang tiba di China, meskipun ada keberatan dari pemerintah asing.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Tes Swab Anal Kini Diwajibkan bagi Para Pelancong yang Memasuki China
Sky News
ILUSTRASI alat swab tes Covid-19. Swab tes anal virus corona sekarang wajib bagi siapa pun yang tiba di China, meskipun ada keberatan dari pemerintah asing. 

TRIBUNNEWS.COM - Swab tes anal virus corona sekarang wajib bagi siapa pun yang tiba di China, meskipun ada keberatan dari pemerintah asing.

Dilansir Mirror, tes tersebut dilakukan dengan cara memasukkan kapas 3 sampai 5 sentimeter ke dalam anus kemudian memutarnya untuk mengambil sampel.

Beijing mengklaim cara itu adalah cara yang lebih efektif untuk mendeteksi Covid, meski para kritikus mengatakan metode itu telah membuat orang menderita 'tekanan psikologis'.

Tes swab anal sebelumnya hanya digunakan di daerah China yang pernah mengalami wabah, namun sekarang sedang diperluas ke bandara, termasuk di Beijing dan Shanghai.

Baca juga: Jepang Minta China Stop Tes Swab Anal Covid-19 ke Warganya, Sebut Sebabkan Rasa Sakit Psikologis

Baca juga: Sebabkan Rasa Sakit secara Psikologis, Jepang Minta China Hentikan Anal Swab Test pada Warganya

Penumpang yang mengenakan masker pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19 (virus corona baru) berjalan di sektor tempat kode kesehatan mereka diperiksa, di Bandara Internasional Tianhe di Wuhan, di provinsi Hubei tengah China pada 27 Januari 2021.
Penumpang yang mengenakan masker pelindung sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19 (virus corona baru) berjalan di sektor tempat kode kesehatan mereka diperiksa, di Bandara Internasional Tianhe di Wuhan, di provinsi Hubei tengah China pada 27 Januari 2021. (Hector RETAMAL / AFP)

Dokter penyakit menular Li Tongzeng mengatakan jejak virus di anal dan sampel feses dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada sampel yang diambil dari saluran pernapasan bagian atas.

Tes swab atau tes usap seperti itu "dapat meningkatkan tingkat akurasi orang yang terinfeksi", kata dokter senior dari rumah sakit Youan di Beijing, kepada media yang dikendalikan pemerintah, China Central Television (CCTV).

Para peneliti di Chinese University of Hong Kong (CUHK) mengatakan tes feses mungkin paling efektif dalam mengidentifikasi Covid-19 pada anak-anak.

Berita Rekomendasi

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2020, para ahli CHUK mengatakan anak-anak dan bayi membawa viral load yang lebih tinggi dalam kotoran mereka daripada orang dewasa.

ILUSTRASI alat swab tes Covid-19
ILUSTRASI alat swab tes Covid-19 (Sky News)

Swab tenggorokan pada seorang pria berusia 52 tahun di Weinan, sebuah kota di provinsi Shaanxi utara, dilaporkan menunjukkan hasil negatif meskipun ia menunjukkan beberapa gejala Covid.

Pasien tersebut mengalami batuk dan kehilangan nafsu makan.

Ia kemudian diuji lagi menggunakan usap anal dan hidung yang hasilnya positif.

Dr Li menambahkan bahwa sampel anal hanya diperlukan untuk kelompok kunci seperti mereka yang berada di bawah karantina.

Sementara itu, CCTV mengatakan pejabat tidak mungkin membiarkan penggunaan pengujian swab anal pada skala yang sama dengan metode lain karena ketidaknyamanannya.

Jepang Kritik Metode Swab Anal karena Dapat Sebabkan Sakit secara Psikologis

Seminggu setelah diplomat AS mengeluh tentang menjadi sasaran proses swab tes anal, Tokyo meminta Beijing untuk berhenti melakukan hal yang sama terhadap warga Jepangnya.

Diberitakan Sky News Selasa (2/3/2021), kepala sekretaris kabinet Katsunobu Kato mengatakan pemerintahnya telah menerima laporan dari Kedutaan Besar Jepang di China tentang warga yang diminta untuk mengambil tes swab Covid yang mereka katakan telah menyebabkan "rasa sakit psikologis yang hebat".

Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato
Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato (Foto Jiji)

Sementara itu, kementerian luar negeri China menyangkal telah mewajibkan diplomat AS untuk menjalani tes usap anal setelah media AS melaporkan bahwa mereka telah memperbesar masalah tersebut dengan pejabat di Departemen Luar Negeri Amerika.

Juru bicaranya Zhao Lijian mengatakan pada jumpa pers harian di Beijing bahwa salah satu tes semacam itu mungkin salah.

Ia menambahkan: "Sepengetahuan saya, China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap dubur."

Seorang perwakilan Departemen Luar Negeri AS menanggapi dengan mengatakan pihaknya "berkomitmen untuk menjamin keselamatan dan keamanan diplomat Amerika dan keluarga mereka, sambil menjaga martabat mereka".

Tidak diketahui berapa banyak delegasi Jepang yang diminta untuk menjalani tes usap dubur.

Beberapa kota di China menggunakan sampel anal untuk mendeteksi potensi lonjakan infeksi COVID-19 di tengah liburan Tahun Baru Imlek.

Li Tongzeng, seorang dokter penyakit pernafasan di Beijing, mengatakan kepada televisi pemerintah alasan mereka menggunakan usap anal adalah karena lebih akurat.

Jejak virus dalam sampel feses atau usapan anal tetap dapat dideteksi untuk waktu yang lebih lama daripada sampel di saluran pernapasan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas