POPULER INTERNASIONAL: Hakim Tertinggi Sarankan Pemerkosa Nikahi Korban | Aturan Pakaian Dalam Siswa
Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir, dari hakim tertinggi yang menyarankan pemerkosa menikahi korban hingga aturan pakaian dalam
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.
Berita dimulai dari pernyataan hakim tertinggi India yang menghebohkan publik.
Pasalnya, hakim tersebut menyarankan tersangka pemerkosa untuk menikahi korban, agar tidak dipenjara.
Sementara itu, ada sebuah aturan yang tidak biasa untuk siswa sekolah menengah di Nagasaki Jepang.
Aturan itu berkaitan dengan penggunaan pakaian dalam.
Untuk selengkapnya, berikut daftar berita populer internasional berdasarkan rangkuman Tribunnews.com:
Baca juga: Remaja Putri Jadi Tersangka Pembunuh Pria yang Hendak Memperkosanya, Begini Penjelasan Polisi
1. Hakim Tertinggi India Sarankan Pemerkosa Nikahi Korban
Hakim tertinggi India diminta untuk mengundurkan diri dari posisinya.
Hal itu dikarenakan dirinya yang menyarankan tersangka pemerkosa untuk menikahi korban, agar tidak dipenjara.
Pernyataan tersebut dikatakan hakim yang bernama Sharad Arvind Bobde saat persidangan.
"Jika Anda ingin menikahi (dia), kami dapat membantu Anda."
"Jika tidak, Anda kehilangan pekerjaan dan masuk penjara," ujarnya, dilansir Guardian.
Hingga akhirnya, komentar Bobde kemudian memicu kehebohan.
Baca juga: Hampir Seluruh Wilayah Myanmar Dikabarkan Mati Listrik Akibat Kerusakan Sistem
Baca juga: Lagi, Satu Orang Tewas Saat Polisi Myanmar Tembaki Demonstran
2. AS Blokir Akses Kementerian Myanmar
Amerika Serikat pada Kamis (4/3/2021) mengumumkan langkah-langkah baru untuk menghukum militer Myanmar atas kudeta 1 Februari.
Negara adidaya tersebut memblokir Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri serta konglomerat militer tingkat elite dari jenis perdagangan tertentu.
Washington juga telah menerapkan pembatasan kontrol ekspor, mengharuskan pemasoknya di AS untuk mencari lisensi AS yang sulit diperoleh untuk mengirimkan barang-barang tertentu.
Tindakan itu diambil sebagai tanggapan atas tindakan brutal militer Myanmar yang semakin intensif terhadap demonstran damai yang menentang pengambilalihan kekuasaan dari pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, yang telah memenangkan pemilu nasional pada November 2020 lalu.
“Amerika Serikat tidak akan mengizinkan militer Myanmar untuk terus mendapat manfaat dari akses ke banyak barang atau produk,” kata Departemen Perdagangan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/3/2021) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Jumat (5/3/2021).
"Pemerintah AS akan terus menuntut pertanggungjawaban para aktor kudeta yang atas tindakan mereka," imbuhnya.
Baca juga: Tolak Ikuti Perintah Junta Militer, 3 Polisi Myanmar Kabur Cari Perlindungan di India
Baca juga: Bantah Telah Meretas Perusahaan Farmasi India, Cina Sebut Spekulasi Tak Berdasar
3. Ayah di India Penggal Anaknya
Polisi di India utara telah menangkap seorang pria yang memenggal kepala anak perempuannya.
Dikutip dari Aljazeera, pelaku yang tidak disebutkan namanya itu sebelumnya membawa kepala sang putri yang dia penggal ke kantor polisi desa.
Pria itu mengaku kepada polisi telah menyerang putrinya yang berusia 17 tahun dengan kapak.
Aksi kejam yang dilakukan pada Rabu (3/3/2021) lalu, dilandasi rasa amarah pada sang putri yang menjalin hubungan dengan seorang pria.
Saat itu, pelaku melihat putrinya dalam posisi yang tidak pantas dengan seorang pria.
"Dia (pelaku) mengatakan, dia melihat putrinya dalam posisi yang membahayakan dengan seorang pria dan dia memenggalnya karena marah," kata Anurag Vats.
Baca juga: Pembunuhan Sadis di NTT, Mikhael Fallo Penggal Kepala Yulius Benu Gara-gara Dendam, Simpan di Gua
Baca juga: Kronologi 3 Orang Tewas Diserang Pakai Pisau di Prancis, 1 Orang Diantaranya Dipenggal
4. Aturan Pakaian Dalam Siswa Sekolah Menengah di Nagasaki, Jepang
Ada peraturan yang tidak biasa untuk siswa di sekolah menengah di Nagasaki, Jepang.
Sekitar 60 persen sekolah menengah prefektur dan sekolah menengah pertama nasional dan negeri di Prefektur Nagasaki menetapkan warna pakaian dalam mereka sebagai "putih" dalam peraturan sekolah.
"Pemberitahuan tersebut dapat menjadi masalah di Jepang," papar sumber Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).
Peraturan dan pedoman sekolah di Nagasaki itu sedang dibahas secara nasional.
Dewan pendidikan prefektur menargetkan 238 sekolah menengah prefektur dan sekolah menengah pertama nasional dan negeri di prefektur tersebut harus menggunakan pakaian dalam berwarna putih.
"Ternyata itu menjadi standar sekolah, ditemukan di 138 sekolah, yaitu 58 persen dari total, menetapkan warna pakaian dalam putih," ujarnya.
(Tribunnews.com)