Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Narasaki, Atlet Panjat Tebing Terbaik di Jepang Mengaku Belajar dari Atlet Indonesia Aspar Jaelolo

Tanggal 6 Maret 2021 Narasaki memecahkan rekor tercepat di Jepang, panjat 15 meter dalam waktu 5,72 detik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Narasaki, Atlet Panjat Tebing Terbaik di Jepang Mengaku Belajar dari Atlet Indonesia Aspar Jaelolo
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Tomoa Narasaki (24) kelahiran Tochigi Jepang, Sabtu (6/3/2021) memecahkan rekor panjat tebing tercepat di Jepang, 15 meter dalam waktu 5,72 detik. 

Selain itu, gerakan yang tidak bisa dipikirkan oleh pemain lain digambarkan sebagai gaya Tomoa.

Ada teknik yang disebut Tomoa skip yang diciptakan oleh Tomoa Narasaki dalam kompetisi kecepatan.

Ini adalah teknik untuk mempersingkat waktu dengan melewatkan satu waktu tanpa memegang pegangan kedua (tonjolan) setelah start.

"Saat start itu terpenting kita bisa mengirit waktu, kalau bisa memanfaatkan dengan baik," tambahnya.

Di taman kanak-kanak, dia direkomendasikan untuk melakukan senam karena saraf motoriknya bagus.

Lalu memenangkan hadiah di turnamen prefektur, dan pada saat itu tujuannya adalah mengikuti Olimpiade dengan senam.

Namun, tiba-tiba dia takut untuk melakukan senam dan bahkan tidak bisa masuk ke fasilitas tersebut, sehingga dia berhenti melakukan senam.

Tomoa Narasaki (24) bersaksi di NTV, Senin (8/3/2021). Dia mengaku belajar dari Aspar Jaelolo (29), atlet panjat tebing Indonesia kelahiran Palu.
Tomoa Narasaki (24) bersaksi di NTV, Senin (8/3/2021). Dia mengaku belajar dari Aspar Jaelolo (29), atlet panjat tebing Indonesia kelahiran Palu. (Foto NTV/Richard Susilo)
Berita Rekomendasi

Ketika berumur 10 tahun, Tomoa pergi ke tempat olahraga panjat tebing tempat kakaknya dulu dan mulai memanjat.

Pada tahun 2011, ia mengikuti Piala Jepang untuk pertama kalinya di tahun ketiga sekolah menengah pertama. Saat itu dia masih pergi ke gym panjat tebing untuk bermain.

Pada tahun 2014, ia berpartisipasi di Piala Dunia untuk pertama kalinya di tahun ketiga sekolah menengahnya.

Setelah lulus SMA pada tahun 2015, ia menjadi pendaki profesional pada usia 18 tahun.

Saat itu, tidak ada atlet yang tidak melanjutkan kuliah dan menjadi profesional dengan ijazah SMA, dan karena rumah orang tua adalah rumah sakit, Narasaki berpikir untuk melanjutkan ke fakultas kedokteran, tetapi dengan serius memilih jalur profesional.

Ayahnya menyuruhnya berhenti jika tidak mendapatkan hasil dalam dua tahun.

Baca juga: Data Hampir Sejuta Anggota Maskapai Penerbangan ANA Jepang Bocor

Baca juga: Estafet Obor Olimpiade 25 Maret 2021 Dimulai dari Prefektur Fukushima Jepang

Sampai saat itu, Narasaki hampir gagal lolos ke Piala Dunia, tetapi pada tahun 2016, tahun kedua dari karir profesionalnya yang dijanjikan, ia tiba-tiba memenangkan dua Piala Dunia dan memenangkan Kejuaraan Dunia, menjadi pemain top dunia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas