Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Biarawati Myanmar Berlutut pada Polisi Bersenjata: Jangan Tembak Anak-anak, tapi Tembak Saya

Seorang Biarawati dari Myanmar, Suster Ann Rose Nu Tawng tampak memohon kepada sekelompok petugas polisi bersenjata lengkap.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Kisah Biarawati Myanmar Berlutut pada Polisi Bersenjata: Jangan Tembak Anak-anak, tapi Tembak Saya
(MYITKYINA NEWS JOURNAL via Sky News)
Suster Ann Roza Nu Tawng, seorang biarawati di Myitkyina, Myanmar, berlutut di hadapan sejumlah aparat yang juga ikut berlutut. Suster Ann Roza memohon kepada aparat Myanmar agar tak menembaki para pengunjuk rasa pada Senin, 8 Maret 2021. Namun, terdengar tembakan dengan dua orang dikonfirmasi tewas. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang Biarawati dari Myanmar, Suster Ann Rose Nu Tawng tampak memohon kepada sekelompok petugas polisi bersenjata lengkap untuk tidak melepaskan peluru kepada anak-anak.

Dirinya berlutut, mengenakan pakaian putih, tangannya terentang, memohon kepada kekuatan junta baru negara itu saat mereka bersiap untuk menindak protes massa.

Hal tersebut pun telah menjadikannya viral, bahkan tindakannya banyak dipuji oleh masyarakat.

Bahkan dirinya bersedia untuk ditembak, asalkan sasaran polisi bukan anak-anak.

"Saya berlutut ... memohon kepada mereka agar tidak menembak dan menyiksa anak-anak, tetapi malah menembak dan membunuh saya," katanya dikutip dari CNA, Rabu (10/3/2021).

Baca juga: SOSOK Kyal Sin Angel Ditembak Mati Polisi saat Demo Myanmar, Teriakan Terakhir Sebelum Terbunuh

Baca juga: Junta Militer Bongkar Makam Angel, Gadis Myanmar yang Tewas Ditembak

Protes yang menuntut kembalinya demokrasi di Myanmar terus bergulir.

Dan junta terus meningkatkan penggunaan kekuatannya, menggunakan gas air mata, meriam air, peluru karet, dan peluru tajam, untuk menghadapi massa pendemo.

Berita Rekomendasi

Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin, pada hari Senin mengenakan topi pengaman dan membawa perisai buatan sendiri.

Saat polisi mulai berkumpul di sekitar mereka, Suster Ann Rose Nu Tawng dan dua biarawati lainnya memohon agar mereka pergi.

"Polisi mengejar untuk menangkap mereka dan saya mengkhawatirkan anak-anak," katanya.

 Pada saat itulah biarawati berusia 45 tahun itu berlutut. 

Tawng, yang menjalankan sebuah klinik di kota itu, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters bahwa dia telah menerima jaminan dari petugas senior bahwa mereka baru saja membersihkan jalan.

"Anak-anak panik dan lari ke depan ... Saya tidak bisa berbuat apa-apa tapi saya berdoa agar Tuhan menyelamatkan dan membantu anak-anak," katanya.

Dia juga mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mendengar suara tembakan keras, dan melihat bahwa seorang anak kecil menjadi korba, bahkan bak ada sungai darah di jalan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas