Cerita Polisi Tolak Instruksi Tembak Mati Demonstran di Myanmar, Pilih Mundur dari Kepolisian
polisi Myanmar , Tha Peng, dengan tegas menolak instruksi untuk menembak mati pengunjuk rasa (demonstran) antikudeta.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sanusi
"Karena gerakan protes yang diadakan oleh pengunjuk rasa antikudeta di berbagai tempat, kami diperintakan untuk menembak mereka," kata empat polisi Myanmar dalam pernyataan bersama kepada polisi Mizoram.
"Dalam skenario seperti itu, kami tidak punya nyali untuk menembak orang-orang kami sendiri yang merupakan demonstran damai," kata mereka, dikutip dari Channel News Asia.
Sementara itu, menurut seorang pejabat senior India, sekira 100 orang dari Myanmar yang kebanyakan polisi dan keluarganya, telah melintasi perbatasan India sejak aksi protes di Negeri Seribu Pagoda dimulai.
Baca juga: Viral Biarawati Berlutut di Depan Polisi Myanmar Minta Tak Menyerang Anak-Anak: Tembak Saya Saja
Beberapa dari mereka kemudian berlindung di distrik Champhai Mizoram yang berbatasan dengan Myanmar.
Sebagai informasi, aksi unjuk rasa antikudeta militer Myanmar telah berlangsung selama sebulan lebih di seluruh negeri.
Berdasarkan laporan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, unjuk rasa itu diketahui telah menyebabkan 60 demonstran tewas.
Lebih dari 1.800 orang, termasuk Aung San Suu Kyi telah ditahan oleh pihak militer yang dipimpin oleh Min Aung Hlaing.
Baca juga: Pejabat Partai NLD Myanmar Tewas Dalam Tahanan di Tengah Tuduhan Penyiksaan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)