Dubes RI Protes Presiden BWF: Jangan Lupa Ratusan Juta Penggemar Badminton dari Indonesia
Desra Percaya melayangkan surat protes kekecewaan kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Poul Erik Hoyer Larsen.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Inggris, Desra Percaya melayangkan surat protes kekecewaan kepada Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Poul Erik Hoyer Larsen.
Dubes Desra mengatakan bahwa narasi surat yang dilayangkan pada Larsen cukup keras yang berkaitan dengan didepaknya skuat timnas dari turnamen All England di Birmingham.
Selain kepada Larsen surat juga kan diberikan kepada Chief Executive of Badminton England, Adrian Christy yang inti dari surat menyampaikan kekecewaan yang mendalam.
“Saya segera melayangkan surat yang cukup keras kepada Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen dan Chief Executive of Badminton England,” kata Desra pada konferensi pers, Kamis (18/3/2021).
Baca juga: Pimpinan DPR Sebut BWF Tidak Siap Gelar All England di Tengah Pandemi Covid-19
Diketahui Poul Erik Hoyer Larsen merupakan pensiunan pemain badminton asal Denmark.
Dalam surat tersebut juga akan disampaikan fakta terkait PCR test dan sejumlah protokol kesehatan yang telah dilakukan atlet Indonesia, termasuk pemberian vaksin yang sudah dilakukan.
Indonesia juga menyampaikan ketidak adilan atas indikasi pemain lain yang dinyatakan positif covid-19, namun diberikan akses untuk dilakukan test ulang.
“Kenapa Indonesia yang tidak positif, kenapa tidak diberikan test? Ini yang harus dikejar agar test juga diberikan kepada atlet Indonesia dan tim pendukungnya,” kata Desra.
Indonesia juga meminta klarifikasi terkait status pemain lain yang masih diperbolehkan bertanding.
Seperti tidak ada upaya yang dilakukan pihak penyelenggara, BWF langsung mempercayai pesan yang disampaikan otoritas kesehatan Inggris (NHS).
“Mereka tidak berupaya untuk mencari solusi, agar tidak timbul dugaan diskriminasi dan perlakuan yang tidak fair,” ujarnya.
Inggris sendiri telah melakukan sejumlah praktik kegiatan penyelenggaraan olah raga seperti pada cabang sepak bola.
Seperti kasus yang terjadi pada tim Manchester City, ketika ada satu pemain yang dinyatakan positif, tidak semua pemain dilarang untuk bermain.
“Faktanya, satu yang positif yang melakukan isolasi mandiri ya hanya satu itu yang lainnya diperbolehkan bermain,” ujar Desra.
Dubes Desra akan menelepon Larsen langsung untuk menyampaikan hal penekanan tersebut.
Termasuk untuk memastikan alasan dan narasi kewajiban isolasi mandiri 10 hari, serta tidak adanya diskriminasi dan unfair treatment terhadap atlet Indonesia.
Opsi lain yang diupayakan adalah kemungkinan dilakukan tindakan yang memungkinkan atlet Indonesia melanjutkan kompetisi di All England.
“Saya akan sampaikan, bahwa Badminton memang asalnya dari Inggris. Tapi jangan lupa, ratusan penggemarnya dari Indonesia. Saya juga mengatakan, saya juga tidak mau isu ini menjadi hambatan dalam pengembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris," tegasnya.