Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Data Pribadi Bocor, Partai Oposisi Jepang Dilarang Menggunakan Aplikasi LINE

Azumi juga meminta agar penanggung jawab LINE dipanggil bersaksi di depan sidang parlemen.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Data Pribadi Bocor, Partai Oposisi Jepang Dilarang Menggunakan Aplikasi LINE
Foto Asahi
Atsushi Azumi, Ketua Majelis Nasional Partai Demokratik Konstitusional, oposisi Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus bocornya data pribadi aplikasi LINE di kontraktor China membuat partai oposisi Jepang geram dan meminta masyarakat berhati-hati menggunakan aplikasi LINE. Bahkan internal partai oposisi dilarang menggunakan aplikasi LINE.

"Untuk sementara di dalam partai oposisi kami melarang menggunakan LINE dan masyarakat tolong sangat hati-hati menggunakan LINE karena bocornya data privasi kita ke kontraktor China," papar Atsushi Azumi, Ketua Majelis Nasional Partai Demokratik Konstitusional, oposisi Jepang, Kamis (18/3/2021).

Azumi juga meminta agar penanggung jawab LINE dipanggil bersaksi di depan sidang parlemen.

Juga meminta pemerintah mempertanggungjawabkan hal tersebut guna melindungi privasi masyarakat Jepang.

Baca juga: Jepang Tetap Batasi Masuknya Warga Asing Meski Deklarasi Darurat Covid-19 Dicabut

Baca juga: PM Jepang Akan Fokuskan Promosi Lewat Media Sosial bagi Anak Muda

"Saya tidak tahu informasi privasi apa yang bocor dan berapa banyak. LINE sekarang digunakan oleh 80 juta orang. Perusahaan sangat bertanggung jawab. Saya tidak yakin bahwa saya akan tetap diam di sini," kata Azumi.

Partainya, kata Azumi memutuskan untuk menangguhkan penggunaan LINE di antara para eksekutif Diet (parlemen Jepang) untuk sementara waktu.

Berita Rekomendasi

"Ini adalah rahasia Diet dan kalau semua privasi itu ke luar repot kita," ujar dia.

Atsushi Azumi, Ketua Majelis Nasional Partai Demokratik Konstitusional, oposisi Jepang.
Atsushi Azumi, Ketua Majelis Nasional Partai Demokratik Konstitusional, oposisi Jepang. (Foto Asahi)

"Sekarang kita menggunakannya sebagai hal yang biasa dalam infrastruktur hidup kita. Apakah keamanan itu tepat atau tidak, pemerintah juga diminta untuk memperhatikannya. Kita juga perlu bertanggung jawab kepada Diet. Apakah pemerintah mengawasi dengan baik proses menuju perlindungan informasi tiap warganya? Kita akan periksa dengan ketat bersama-sama," kata dia.

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Berita terkini seputar Jepang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas