Reaksi Biden Tahu Menterinya Cekcok dengan China di KTT Anchorage: Saya Bangga
Presiden AS Joe Biden menyatakan kebanggaannya kepada Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken pada Jumat (19/3/2021).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Joe Biden menyatakan kebanggaannya kepada Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken pada Jumat (19/3/2021).
Joe Biden meyatakan bangga saat ditanya pers soal pembicaraan AS dengan China di KTT Anchorage.
"Saya sangat bangga dengan menteri luar negeri," komentar Biden saat akan bertolak ke Atlanta, dikutip dari Insider.
Di awal pembicaraan antara perwakilan AS dan China pada Kamis (18/3/2021) itu, kedua pihak langsung saling tuding.
Diketahui itu adalah pertemuan tatap muka pertama antara pejabat AS dan China sejak Biden menjabat.
Baca juga: Cekcok Beijing vs Washington di KTT Anchorage: China Sebut AS Tukang Hasut, AS Bilang China Sombong
Baca juga: Disebut Pembunuh, Vladimir Putin Tantang Joe Biden Berdebat secara Live
Sebelumnya, di hari yang sama saat KTT Anchorage berlangsung, Biden bercerita soal keakrabannya dengan Presiden China, Xi Jinping.
Biden tidak mengakui serangan China yang sangat keras dan malah melontarkan refleksi tentang hubungannya dengan Xi selama perjalanan ke Atlanta.
"Saya bersama Xi Jinping dari China, menghabiskan lebih banyak waktu dengannya, saya diberitahu daripada pemimpin dunia mana pun karena dia adalah wakil presiden, saya adalah wakil presiden. Presidennya dan presiden saya ingin kami saling mengenal karena jelas dia akan menjadi presiden," kata Biden kepada staf di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
"Tapi selain bercanda, dia bertanya kepada saya tepat di Dataran Tinggi Tibet, dia bertanya kepada saya, 'Bisakah Anda mendefinisikan Amerika untuk saya?' Saya berkata, 'Ya, satu kata. Dan saya serius. Satu kata: possibilities'," kata Biden, dikutip dari NYPost.
Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken membuka diskusi dengan menyebut AS khawatir soal aktivitas China yang semakin agresif di dalam dan luar negeri.
Blinken mengutip kekhawatiran tentang pelanggaran HAM di Xinjiang, serangan terhadap demokrasi di Hong Kong, agresi terhadap Taiwan, serangan siber di AS, dan pemaksaan ekonomi terhadap sekutu AS.
"Setiap tindakan ini mengancam tatanan berbasis aturan yang menjaga stabilitas global. Itu sebabnya mereka bukan hanya masalah internal dan mengapa kami merasa berkewajiban untuk mengangkat masalah ini di sini hari ini," kata Blinken.
Yang Jiechi, diplomat top China menanggapi dengan menuduh AS merendahkan China.
Yang menilai AS tidak cocok menguliahi negara lain tentang hak asasi manusia karena masalah serupa terjadi di negara tersebut.