Militer Thailand Bantah Pasok Beras ke Tentara Myanmar
Militer Thailand membantah memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar, setiap makanan yang dikirim via perbatasan bagian dari perdagangan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Militer Thailand membantah memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar.
Militer juga mengatakan pada Sabtu (20/3/2021) setiap makanan yang dikirim melalui perbatasan adalah bagian dari perdagangan normal.
Militer Myanmar menghadapi kecaman internasional atas kudeta 1 Februari dan tindakan brutal yang memakan korban jiwa demonstran yang menentang pemerintahan militer.
Setidaknya hampir 250 orang telah tewas sejak kudeta militer yang merampas kekuasaan dari Aung San Suu Kyi.
Thailand telah menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah.
Baca juga: Hampir 250 Orang Tewas, Demonstran Myanmar Gelar Aksi Protes Nyalakan Lilin Malam Hari
Bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kritik dari para pendukung pemerintahan yang digulingkan yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Penerima nobel perdamaian telah ditahan di Myanmar sejak kudeta.
Media Thailand melaporkan bahwa militer Thailand telah memasok 700 karung beras ke unit-unit angkatan darat Myanmar di perbatasan timur Myanmar.
Demikian media melansir seorang pejabat keamanan yang tak bersedia namanya disebutkan, yang mengatakan itu atas perintah pemerintah Thailand.
"Militer Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan belum ada kontak dari militer Myanmar yang meminta bantuan atau menuntut bantuan apa pun dari kami karena mereka memiliki harga diri sendiri," jelas Mayor Jenderal Amnat Srimak, komandan Pasukan Naresuan, dalam sebuah pernyataan.
"Jika ada sesuatu, saya pikir ada perdagangan reguler di perlintasan perbatasan normal," kata Amnat.
"Kami tidak menghalangi ini jika perilaku tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur kepabeanan."
Baca juga: Lagi, Aparat Keamanan Myanmar Tembak Mati 8 Demonstran Anti Kudeta
Seorang juru bicara pemerintah Thailand tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.
Tentara Myanmar tidak menjawab permintaan Reuters.