Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Film Dokumenter 'Reeducated', Ungkap Kondisi Mengerikan Kamp Tahanan di Xinjiang dari Cerita Korban

Media New Yorker baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp penahanan di Xinjiang, China.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Gigih
zoom-in Film Dokumenter 'Reeducated', Ungkap Kondisi Mengerikan Kamp Tahanan di Xinjiang dari Cerita Korban
Tangkap Layar Reeducated The New Yorker
Media New Yorker baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp penahanan di Xinjiang, China. 

TRIBUNNEWS.COM - Media The New Yorker baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp penahanan di Xinjiang, China.

Digarap jurnalis Ben Mauk dan sutradara Sam Wolson, film yang mengadaptasi teknologi VR (Virtual Reality) ini menampilkan rekonstruksi tempat penahanan di Xinjiang, yang juga diduga tempat etnis minoritas Uighur ditahan.

Dengan teknologi VR 360 derajat, penonton bisa menyaksikan bagaimana suasana dalam kamp itu dari berbagai sudut.

Dokumenter berjudul 'Reeducated' ini menggabungkan kesaksian dari tiga mantan tahanan Kazakh selama di kamp tersebut.

Ketiga pria itu yakni Erbaqyt Otarbai, Orynbek Koksebek dan Amanzhan Seituly yang bercerita sepanjang film dan diilustrasikan dengan animasi, dilansir Variety

Baca juga: Washington Tuduh Genosida di Xinjiang, China Sebut Pemerintah Amerika Munafik

Baca juga: Cina Akan Ubah Kebijakan di Xinjiang, Tapi Tak Mencakup Soal Tindakan Keras

Foto yang diambil pada 31 Mei 2019 ini memperlihatkan sebuah menara kawal di fasilitas berkeamanan tinggi dekat tempat yang dipercaya sebagai kamp re-edukasi yang menahan minoritas Uighur. Fasilitas ini berada di pinggiran Hotan, Xinjiang barat laut, China. Amerika Serikat pada 31 Juli 2020 menjatuhkan sanksi kepada organisasi paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur.
Foto yang diambil pada 31 Mei 2019 ini memperlihatkan sebuah menara kawal di fasilitas berkeamanan tinggi dekat tempat yang dipercaya sebagai kamp re-edukasi yang menahan minoritas Uighur. Fasilitas ini berada di pinggiran Hotan, Xinjiang barat laut, China. Amerika Serikat pada 31 Juli 2020 menjatuhkan sanksi kepada organisasi paramiliter Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC) karena diduga memiliki kaitan dengan pelanggaran HAM terhadap muslim Uighur. (GREG BAKER / AFP)

Penonton disarankan menggunakan headset agar efek suara semakin memberikan pengalaman gelap, bagaimana rasanya masuk ke dalam sel, ruang kelas, dan halaman kamp penahanan.

"Benar-benar mengerikan berada di ruang ini - mengetahui ini adalah ruangannya, ini adalah hal-hal yang ada di dalamnya, dan suara yang akan Anda dengar sebenarnya mengelilingi Anda," kata jurnalis Ben Mauk, co-developer film ini.

Berita Rekomendasi

"Ini adalah topik di mana Anda ingin orang-orang masuk ke ruang ini yang tidak dapat mereka akses, karena Anda tidak bisa mendapatkan foto atau video yang dapat diandalkan dari kamp-kamp ini."

Penggarapan film ini bermula ketika Mauk bertemu dengan tiga pria itu yang sama-sama ditahan di kamp prefektur Tacheng pada 2017.

Mauk menilai kesaksian ketiganya dapat menguatkan cerita soal kamp tertutup ini satu sama lain.

Media New Yorker baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp penahanan di Xinjiang, China.
Media New Yorker baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp penahanan di Xinjiang, China. (Tangkap Layar Reeducated The New Yorker)

Mauk, sutradara Sam Wolson, dan Matt Huynh melakukan perjalanan bersama ke Kazakhstan untuk mewawancarai ketiga pria tersebut dan mencoba menemukan detail visual yang tepat sebanyak mungkin.

Butuh setahun bagi Mauk dan tim mengonfirmasi segala detail, mulai dari penempatan TV, kamera CCTV dalam sel, hingga bentuk bangku.

Data lain seperti citra satelit membantu menginformasikan fitur lain, seperti dimensi halaman luar ruangan.

Dengan ini, tim "Reeducated" berharap dapat menjangkau penonton baru yang belum menyadari krisis hak asasi manusia di Xinjiang.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas