Studi: Wanita Paruh Baya 5 Kali Lebih Rentan Derita Long Covid Dibanding Pria dengan Usia yang Sama
Studi baru yang mengamati pasien virus corona menemukan bahwa wanita paruh baya lebih rentan menderita Long Covid dibanding pria dengan usia yang sama
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Studi baru yang mengamati pasien virus corona menemukan bahwa wanita paruh baya lebih rentan menderita Long Covid dibanding pria dengan usia yang sama.
Para ilmuwan meneliti lebih dari 300 orang yang telah dirawat di satu dari 31 rumah sakit yang terpapar virus corona.
Dilansir dari Mirror.co.uk, data pria dan wanita menunjukkan, 54,7 persen mengatakan tidak merasa pulih sepenuhnya dalam 90 hari setelah dinyatakan sembuh atau dipulangkan dari rumah sakit.
Gejala persisten dilaporkan oleh 93,3 persen pasien, dengan kelelahan yang paling umum, berdampak pada empat perlima, diikuti oleh sesak napas (53,5 persen).
Baca juga: Studi: Penderita Obesitas yang Terinfeksi Covid-19 Butuh Perawatan ICU Lebih Lama
Baca juga: Studi AS: Vaksin AstraZeneca 79% Efektif dan Tak Timbulkan Risiko Penggumpalan Darah
Para peneliti juga menemukan bahwa wanita di bawah usia 50 tahun lima kali lebih kecil kemungkinannya untuk melaporkan perasaan pulih daripada pria.
Para wanita juga tujuh kali lebih mungkin menjadi lebih sesak dan dua kali lebih mungkin untuk menjadi lelah.
Dr Janet Scott, dari University of Glasgow-MRC Center for Virus Research, penulis utama studi tersebut memberikan penjelasan.
"Orang yang selamat dari Covid-19 mengalami gejala jangka panjang, kecacatan baru, sesak napas, dan penurunan kualitas hidup," katanya.
"Temuan ini hadir bahkan pada orang dewasa muda, usia kerja yang sebelumnya sehat, dan paling umum pada wanita yang lebih muda," tambahnya.
"Pembuat kebijakan harus mendanai penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi pengobatan yang efektif untuk Long Covid dan memastikan perawatan kesehatan, perawatan sosial dan dukungan kesejahteraan tersedia untuk individu dengan Covid-panjang," terangnya.
Baca juga: Pakar Ungkap Studi Terbaru Mutasi B117, Berisiko Lebih Fatal Jika Terinfeksi
Baca juga: MMKSI Pamer New Pajero Sport di Trans Studio Mall Cibubur, Pengunjung Bisa Ikut Testdrive
Studi Terbaru Dukung Temuan para Ilmuwan
Studi terbaru lainnya telah mendukung temuan para ilmuwan.
Institut Nasional untuk Riset Kesehatan di Leicester menemukan bahwa kasus Covid-19 yang paling parah terjadi pada wanita paruh baya berkulit putih.
Di semua kelompok, mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid belum pulih lima bulan kemudian.
Profesor Chris Brightling, yang merupakan Profesor kedokteran pernapasan di University of Leicester dan Kepala Peneliti untuk studi PHOSP-Covid, turut angkat bicara.
"Sementara profil pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 secara tidak proporsional adalah laki-laki dan dari latar belakang etnis minoritas," ucapnya.
"Penelitian kami menemukan bahwa mereka yang memiliki gejala berkepanjangan paling parah cenderung wanita kulit putih berusia sekitar 40 hingga 60 tahun yang memiliki setidaknya dua kondisi kesehatan jangka panjang, seperti asma atau diabetes," tambahnya.
Berita lain terkait Covid-19
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)