360.000 Dosis Vaksin COVAX Akhirnya Tiba di Yaman
Pengiriman vaksin ini merupakan langkah penting dalam perang melawan Covid-19 di Yaman.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SANA'A - Yaman baru saja menerima 360.000 dosis vaksin virus corona (Covid-19) yang dikirim melalui Fasilitas COVAX yang diinisiasi Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi, Aliansi Vaksin, UNICEF, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang dilisensikan dan diproduksi oleh Serum Institute of India itu akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan populasi prioritas lainnya di Yaman yang rentan terhadap virus tersebut.
Perwakilan UNICEF Philippe Duamelle, dan Perwakilan WHO Dr Adham Ismail telah menerima pengiriman vaksin di Aden, bersama dengan Menteri Kesehatan dan Kependudukan Yaman Dr Qasim Buhaibeh, serta Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat dan Kependudukan Dr Ali Alwaleedi.
Baca juga: 811.200 Dosis Vaksin Covax Akan Tiba di Vietnam Awal April Mendatang
Adapun 360.000 dosis ini tiba bersama dengan 1.300.000 jarum suntik yang sangat penting untuk peluncuran kampanye vaksinasi yang aman dan efektif di negara itu.
Dikutip dari laman UNICEF, Rabu (31/3/2021), batch pertama pengiriman ini merupakan bagian dari 1,9 juta dosis yang akan diterima Yaman sepanjang tahun 2021.
Perwakilan UNICEF Philippe Duamelle mengatakan kedatangan dosis vaksin Covid-19 adalah momen kritis bagi Yaman, karena Covid-19 terus merenggut nyawa di seluruh dunia.
"Yaman sekarang memiliki kapasitas vaksin untuk melindungi mereka yang paling rentan, termasuk tenaga kesehatan. Sehingga mereka dapat terus memberikan intervensi penyelamatan jiwa bagi anak-anak dan keluarga secara aman. Vaksin bekerja, dan menyelamatkan nyawa, sekarang mari kita mulai mendorong orang agar mau divaksinasi," kata Duamelle.
Pengiriman ini merupakan langkah penting dalam perang melawan Covid-19 di Yaman.
"Ini akan membantu menyelamatkan nyawa, termasuk mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit serius, dan akan membantu melindungi sistem kesehatan," tegas Duamelle.