Belanda Tangguhkan Vaksin AstraZeneca untuk Orang Usia di Bawah 60 Tahun
Pemerintah Belanda menangguhkan sementara vaksinasi virus corona dengan vaksin AstraZeneca untuk orang di bawah 60 tahun pada Jumat (2/4/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Belanda menangguhkan sementara vaksinasi virus corona dengan vaksin AstraZeneca untuk orang di bawah 60 tahun pada Jumat (2/4/2021).
Keputusan ini diambil menyusul laporan dari sejumlah kecil orang yang menderita pembekuan darah yang tidak biasa setelah menerima suntikan.
Dilansir Tribunnews dari Ap News, keputusan Belanda datang tiga hari setelah pihak berwenang di Jerman juga berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca untuk usia di bawah 60-an.
Kebijakan tersebut diputuskan mengutip kekhawatiran baru atas pembekuan darah yang tidak biasa yang dilaporkan pada sejumlah kecil dari mereka yang menerima suntikan di Jerman.
Baca juga: Australia akan Lanjutkan Vaksinasi Covid-19 Pakai AstraZeneca, Meski Ada Laporan Pembekuan Darah
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Vaksinasi AstraZeneca Bagi Ribuan Prajurit TNI AD di Manokwari
Jumat pagi (2/4/2021) sebuah organisasi Belanda yang memantau efek samping vaksin mengatakan telah menerima lima laporan pembekuan darah dengan jumlah plat darah rendah setelah vaksinasi.
Semua kasus terjadi antara tujuh dan 10 hari setelah vaksinasi, semua orang yang terkena adalah wanita berusia antara 25 dan 65 tahun.
Organisasi tersebut mengatakan dalam periode ketika lima kasus dilaporkan, sekitar 400.000 orang telah divaksinasi di Belanda dengan suntikan AstraZeneca.
Menteri Kesehatan Hugo de Jonge mengatakan, penghentian sementara adalah tindakan pencegahan.
"Saya pikir sangat penting bahwa laporan Belanda juga diselidiki dengan baik," kata De Jonge.
Baca juga: Ini Efek Samping yang Bisa Muncul Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Sempat Jadi Kontroversi, Survei SMRC: Mayoritas Masyarakat Bersedia Divaksin AstraZeneca
Berita tersebut merupakan kemunduran lain untuk vaksin AstraZeneca, yang sangat penting untuk kampanye imunisasi Eropa dan merupakan kunci utama dalam strategi global untuk mendapatkan suntikan ke negara-negara miskin.
AstraZeneca dikenal lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada vaksin saingan dari Pfizer dan Moderna.
Kejadian ini terjadi dua minggu setelah regulator obat Uni Eropa mengatakan vaksin tersebut tidak meningkatkan insiden penggumpalan darah secara keseluruhan menyusul ketakutan serupa.
Baca juga: AstraZeneca Bantah Vaksinnya Memanfaatkan Produk Turunan Babi
European Medicines Agency mengatakan pada saat itu bahwa manfaat vaksinasi lebih besar daripada risikonya.
Tetapi tidak dapat mengesampingkan hubungan antara suntikan dan beberapa jenis gumpalan yang tidak biasa, dan merekomendasikan menambahkan peringatan tentang kemungkinan efek samping yang jarang terjadi.
Sebagian besar negara Uni Eropa, termasuk Jerman, kembali menggunakan vaksin AstraZeneca pada 19 Maret.
De Jonge mengatakan jeda Belanda dilakukan menjelang pembaruan minggu depan dari badan obat UE tentang vaksin AstraZeneca.
Berita lain terkait vaksin
Berita lain terkait AstraZeneca
Berita lain terkait Belanda
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)