Kamp Pengungsi Al Hawl, Sarang ISIS yang Jadi Bom Waktu Bagi Dunia
Kamp Al Hawl saat ini menampung puluhan ribu orang dari berbagai negara. Sekira 60 ribu di antaranya eks ISIS, keluarga termasuk bayi/anak-anak.

TRIBUNNEWS.COM, Al HAWL – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) sepanjang awal bulan ini menggelar operasi besar-besaran di komplek pengungsi Al Hawl (Al Hol) di perbatasan Suriah-Irak.
Mereka menciduk puluhan pentolan kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS), yang menggunakan kamp sangat luas itu sebagai tempat persembunyian mereka setelah kalah dalam pertempuran di Suriah.
Di antara yang ditangkap adalah Muhammad Abdul Rahman Sharif Dabakh. Pria Aljazair ini menjadi komandan militer ISIS di kota Al-Shadadi di selatan Al-Hasakah.
Di kamp Al-Hawl, Dabakh mengumpulkan zakat yang hasilnya diteruskan ke kelompok teroris ISIS. Pentolan ISIS lain yang diciduk adalah Abu Muhammad Al-Jumaili.
Warga Irak kelahiran Provinsi Anbar itu sebelumnya bekerja sebagai hakim syariah Al-Qaeda di Irak, sebelum pindah ke Suriah untuk bergabung ke ISIS sebagai hakim agama.
Kamp Al Hawl saat ini menampung puluhan ribu orang dari berbagai negara. Sekira 60 ribu di antaranya eks ISIS dan keluarga termasuk bayi hingga anak-anak.
Ratusan warga asal Indonesia juga berada di kamp yang dikelola dan diawasi pasukan SDF yang berintikan etnis Kurdi.
Baca juga: Pasukan Pimpinan Kurdi di Timur Laut Suriah Tangkap 9 Orang dalam Operasi Anti-ISIS
Baca juga: BNPT: 1.250 WNI Pergi ke Irak dan Suriah Ikut Kelompok Terorisme, Ada yang Tewas dan Ditahan
Baca juga: Kelompok Teroris HTS dan ISIS Terlibat Bentrok Bersenjata di Suriah Utara
Doktrin Wahabism ISIS Menguasai Kamp Al Hawl
Laporan yang disusun Khaled Iskef dari Southfront.org, Minggu (4/4/2021), menyebut kamp Al-Hawl menjadi bom waktu di bawah kontrol pemerintahan Kurdi di Suriah utara.
Kamp ini awalnya didirikan untuk menampung pengungsi Irak pada awal 1991 selama Perang Teluk II. Kemudian dibuka lagi setelah masuknya imigran Irak ke Suriah setelah invasi Irak 2003.