Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Pembobolan Rumah di Jepang, 49 Persen karena Pemilik Lupa Mengunci Pintu

Kasus pembobolan rumah di Jepang sebagian besar disebabkan karena pemilik rumah lupa mengunci pintu saat meninggalkan rumahnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Pembobolan Rumah di Jepang, 49 Persen karena Pemilik Lupa Mengunci Pintu
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Grafik persentase kasus pencurian, paling banyak karena pintu rumah tidak dikunci (49%). Data kepolisian Jepang 31 Desember 2020. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus pembobolan rumah di Jepang sebagian besar disebabkan karena pemilik rumah lupa mengunci pintu saat meninggalkan rumahnya.

"Banyak warga yang terburu-buru ke luar rumah dan menganggap daerah yang ditinggalinya aman, tidak terkunci pun tak apa. Ternyata penyebab masuknya maling ke rumah 49 persen karena pintu rumah lupa dikunci," papar seorang polisi sumber Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).

Kemudian sebanyak 32 persen masuknya pencuri dengan cara memecahkan kaca jendela untuk membuka kunci pintu dari kaca dan hanya 6 persen yang menggunakan kunci palsu atau mengakali dari kunci yang mudah dibuka oleh pencuri yang sudah profesional.

Seorang pembuat kunci di Tokyo, Takayama, kepada Tribunnews.com Senin (5/4/2021) membenarkan data tersebut.

"Memang, justru orang yang rumahnya dibobol pencuri karena seringkali lupa mengunci pintunya. Maling yang mencongkel atau mengakali kunci pintu rumah hanya sedikit dan mereka bisa membuka kunci pintu rumah biasanya maksimal 5 menit, biasanya satu menit juga bisa membukanya kalau maling yang sudah terbiasa mencuri," papar Takayama.

Baca juga: Kasus KDRT di Jepang Masih Tinggi, Korban Paling Banyak Wanita

Baca juga: Jepang Perkenalkan Wahana Baru Kereta Gantung di Yokohama Sepanjang 600 Meter

Bagaimana cara mengantisipasinya?

BERITA REKOMENDASI

"Ada kunci elektronik yang bisa dimonitor pula di mana pun kita berada, menggunakan tenaga listrik dan batere untuk ponsel kita," ungkapnya.

Menurut sumber itu, sistem untuk menjaga rumah agar pintunya bisa tertutup otomatis, menghabiskan biaya sekitar 99.000 yen.

"Jadi kita bisa katakan, biaya lupa adalah 99.000 yen," kata dia.

Cara kerjanya mudah apabila sistem tersebut telah terinstal.

Pintu rumah yang terbuka lalu tertutup, apabila lupa dikunci maka kunci akan menutup otomatis dalam satu hingga dua menit.


Pemilik rumah juga tinggal membawa kartu untuk membuka pintu rumahnya.

Bagaimana kalau kartu elektronik tersebut juga tertinggal atau lupa?

Ada semacam kunci elektronik kecil bulat dengan radius sekitar 1 cm seperti stiker, bisa ditempelkan di ponsel.

"Manusia kini umumnya banyak tergantung pada ponsel dan tak akan lupa pada ponselnya, maka kunci elektronik kecil itu tempel saja di ponsel. Saat pulang tinggal tempelkan ponsel ke kunci rumah maka langsung terbuka," jelasnya lagi.

Dengan sistem total tersebut kita bisa memonitor lewat ponsel kalau pintu rumah ada yang mencoba membukanya atau ada yang telah masuk ke luar karena tercatat di sistem tersebut kapan (data) pintu dibuka tutup.

Kelemahannya tentu saja kalau listrik mati. Namun hal itu telah diantisipasi pula dengan sistem UPS (uninterrupted power supply) yang otomatis menyala kalau listrik padam sehingga sistem elektronik kunci rumah dapat terjaga dengan baik.

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas