Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penerbitan Koran Jepang Setahun Berkurang 2,5 Juta Eksemplar, Mungkin 10 Tahun Lagi Hilang

Dulu saat jumlah cetak terbanyak sempat mencapai sedikitnya 10 juta eksemplar per hari khususnya oleh Yomiuri.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Penerbitan Koran Jepang Setahun Berkurang 2,5 Juta Eksemplar, Mungkin 10 Tahun Lagi Hilang
Foto Richard Susilo
Makoto Watanabe, Editor in Chief, Tokyo Investigative Newsroom Tansa 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Penerbitan koran Jepang yang sempat mencapai jumlah sangat fantastis, 10 juta cetak per hari khususnya Yomiuri, bersama koran besar lainnya seperti Asahi, Mainichi dan Sankei setiap tahun jumlah cetak total berkurang 2,5 juta eksemplar.

"Tiap tahun jumlah penerbitan koran Jepang berkurang sekitar 2,5 juta eksemplar. Mungkin sepuluh tahun lagi akan menghilang," papar Makoto Watanabe, Pemimpin Redaksi Tokyo Investigative Newsroom Tansakepada Tribunnews.com siang ini (7/4/2021) di klub wartawan asing Jepang (FCCJ) Tokyo.

Dulu saat jumlah cetak terbanyak sempat mencapai sedikitnya 10 juta eksemplar per hari khususnya oleh Yomiuri.

"Jumlah cetak koran Jepang memang keterlaluan banyak, khususnya Yomiuri sempat mencapai sedikitnya 10 juta eksemplar per hari, terbanyak di dunia. Namun kini semua koran Jepang mengalami krisis pengurangan jumlah cetak drastis sekali setiap tahun," tambahnya.

Kalau sudah berkurang terus, bukan tidak mungkin akan bekerjasama mungkin atau merger dengan platform internet seperti Yahoo untuk isinya.

"Menjadi masalah adalah menciptakan wartawan yang profesional perlu pendidikan, pelatihan dan spesialisasi. Lalu siapa yang akan membiayai semua itu? Apakah sama dengan reporter yang biasanya di lapangan, untuk reporter online di belakang meja saja?"

Berita Rekomendasi

Banyak pertanyaan dan masalah yang akan timbul di kalangan industri koran Jepang saat ini.

"Bayangkan untuk satu penerbitan koran besar seperti Asahi memiliki karyawan sekitar 2000 orang. Bagaimana penghasilan merek anantinya kalau koran cetak tidak ada lagi? Dampaknya juga pasti banyak ke berbagai hal," lanjutnya.

Watanabe sempat bekerja untuk koran Asahi di masa lalu. Tetapi karena laporan penyelidikannya terpaksa harus ditarik balik oleh pimpinannya mengenai ledakan nuklir saat gempa bumi besar Jepang Timur 11 Maret 2011, Watanabe dan satu rekannya lagi dari Asahi akhirnya mengundurkan diri ke luar dari koran tersebut sebagai bagian dari ketidak puasannya atas dibelenggunya kebebasan pers yang dimilikinya.

Lalu dia menerbitkan pers online Waseda Chronicle yang kemudian berubah nama menjadi Tokyo Investigative Newsroom Tansa, hingga kini, berbentuk berita online.

Koran besar menghadapi banyak masalah termasuk pula distribusi koran atau sirkulasinya yang terus melorot drastis.

Di banyak tempat dari penelitian kami, banyak target orang tua usia 80 tahunan yang sudah tak bisa baca, diminta distributor untuk berlangganan bahkan berlangganan empat koran setiap harinya.

"Anaknya bingung ketika mengetahui hal tersebut dan melaporkan ke badan konsumen nasional Jepang perbuatan distributor koran yang menekan ibunya yang sudah tua agar terus berlangganan koran."

Koran besar Jepang juga mendapatkan perlakuan khusus dari perpajakan Jepang khususnya mengenai PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang harusnya naik menjadi 10% sejak 1 Oktober 2019 tetapi khusus industri koran (pers) tetap saja 8% saja.

"Pihak pajak terus terang bingung juga. Bagaimana bisa menjelaskan ke masyarakat perlakuan khusus tersebut, sementara hal-hal lain dikenakan PPN 10%," tekannya lagi.

Sementara koran daerah menurutnya lebih selamat lebih stabil dibandingkan koran besar di kota besar.

"Koran daerah seperti koran komunitas sekitarnya, dipercaya dan dilangganani selalu oleh masyarakatnya. Mereka sangat dekat dan beritanya berita daerah setempat bahkan sampai berita meninggal dunia warga setempat dimuat koran daerah sehingga menjadi satu tempat informasi khusus bagi warga setempat untuk komunikasi satu sama lain. Koran daerah malah lebih stabil untuk publikasi saat ini," tekannya lagi.

Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas