Penerapan Tindakan Prioritas di Jepang Mulai 12 April, Biaya Konsumsi 400 Miliar Yen Hilang
PSBB yang diumumkan PM Jepang Yoshihide Suga, akan merugikan perekonomian dengan hilangnya biaya konsumsi sekitar 400 miliar yen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tindakan Prioritas (PSBB) yang diumumkan PM Jepang Yoshihide Suga, Jumat (9/4/2021) malam akan merugikan perekonomian dengan hilangnya biaya konsumsi sekitar 400 miliar yen.
"Penerapan tindakan prioritas seperti pencegahan penyebaran kepada tiga prefektur seperti Tokyo, Kyoto dan Okinawa akan mengakibatkan hilangnya konsumsi pribadi sekitar 400 miliar yen. Dikombinasikan dengan tiga prefektur seperti Osaka yang sudah diterapkan, kerugiannya akan meningkat menjadi 554 miliar yen," ungkap Ekonom eksekutif Nomura Research Institute, Takahide Kiuchi, Jumat (9/4/2021).
Ini setara dengan 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) nominal tahunan.
Baca juga: Tes PCR Gratis di Bandara Haneda Jepang, Antisipasi Penyebaran Mutan Baru Virus Corona
Baca juga: Melawan China yang Tak Tahu Malu demi Mempertahankan Kepulauan Jepang
Kiuchi menunjukkan bahwa "jika penyebaran infeksi virus corona tidak dapat dihentikan, ekonomi Jepang mungkin jatuh ke dalam" bottom ketiga seperti musim semi lalu dan awal tahun ini.
Area dan periode target tindakan prioritas adalah mulai dari 12 April hingga 11 Mei di 23 distrik di Tokyo dan 6 kota seperti Musashino.
Serta dari 12 April hingga 5 Mei di 9 kota seperti Kota Kyoto di Prefektur Kyoto dan Naha di Prefektur Okinawa.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com