Studi di Israel: Varian Corona Afrika Selatan Dapat Tembus Pertahanan Vaksin Pfizer
Studi di Israel mengklaim bahwa varian corona yang ditemukan di Afrika Selatan (Afsel) dapat menerobos pertahanan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Studi di Israel mengklaim, varian corona yang ditemukan di Afrika Selatan (Afsel) dapat menerobos pertahanan vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech.
Varian corona Afsel tersebut dilaporkan berhasil menembus perlindungan yang ditawarkan oleh dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech sampai tingkat tertentu.
"Namun, belum jelas seberapa kemanjuran vaksin tersebut hilang," kata studi tersebut.
Penelitian dari Israel ini dirilis pada Sabtu (10/4/2021) membandingkan hampir 400 orang yang dites positif Covid-19.
Mereka menerima satu atau dua dosis vaksin dengan jumlah yang sama selama dua pekan atau lebih ketimbang pasien yang tidak divaksinasi virus corona.
Melansir Al Jazeera, hasilnya menunjukkan cocok dengan usia dan jenis kelamin di antara karakteristik lainnya.
Baca juga: BioNTech-Pfizer Klaim Vaksinnya 100 Persen Efektif Cegah Covid-19 untuk Anak Usia 12-15 Tahun
Baca juga: Hasil Uji Coba: Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti 100% Efektif untuk Anak 12-15 Tahun
Menurut penelitian oleh Universitas Tel Aviv dan penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit, The South African varian atau dikenal dengan B.1.351 membuat sekitar 1 persen dari semua kasus Covid-19 diteliti.
Di antara pasien yang telah menerima dua dosis vaksin, tingkat prevalensi varian itu delapan kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak divaksinasi, 5,4 persen berbanding 0,7 persen.
"Ini menunjukkan vaksin itu kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan, dibandingkan dengan virus corona asli dan varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris yang mencakup hampir semua kasus Covid-19 di Israel," kata para peneliti.
"Kami menemukan tingkat yang lebih tinggi dari varian Afrika Selatan di antara orang yang divaksinasi dengan dosis kedua, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi," kata Adi Stern, Universitas Tel Aviv yang memimpin penelitian tersebut.
"Ini berarti varian Afrika Selatan mampu, sampai batas tertentu, menembus perlindungan vaksin," tambahnya.
Baca juga: Setengah Penduduk Israel Sudah Terima 2 Dosis Vaksin Pfizer/BioNTech
Ukuran Sampel Kecil
Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian tersebut hanya memiliki ukuran sampel kecil orang yang terinfeksi varian Afrika Selatan karena kelangkaannya di Israel.
Mereka juga mengatakan, penelitian itu tidak dimaksudkan untuk menyimpulkan keefektifan vaksin secara keseluruhan terhadap varian apa pun, karena hanya melihat orang yang sudah dites positif Covid-19, bukan pada tingkat infeksi secara keseluruhan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.