Ilmuwan Pentagon Kembangkan Microchip yang Bisa Deteksi Covid-19, Ditanam di Bawah Kulit
Peneliti Pentagon mengembangkan microchip yang dapat dimasukkan di bawah kulit untuk mendeteksi Covid-19 bahkan sebelum gejala muncul
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Tak hanya Pentagon, sejumlah ilmuwan di seluruh dunia pun mengembangkan cara untuk mendeteksi Covid-19.
Di Thailand misalnya, para ilmuwan berhasil melatih anjing labrador untuk bisa mendeteksi virus corona dalam beberapa detik.
Dilansir Mirror pada Maret 2021 lalu, Profesor Kaywalee Chatdarong, dari Chulalongkorn University di Thailand, menyatakan bahwa individu dengan virus corona memiliki bau yang berbeda melalui keringat yang ketika meresap terdeteksi oleh anjing.
Para peneliti percaya bahwa anjing akan dapat mendeteksi virus, yang telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia, lebih efisien daripada pemeriksaan suhu yang diberlakukan saat ini.
Meskipun hewan tidak perlu mengendus orang yang membawa virus, mereka dapat mendeteksinya melalui sampel keringat.
Baca: Di Inggris, Anjing Dilatih untuk Pengujian Covid-19 karena Dinilai Dapat Deteksi Virus Corona
Baca: Anjing Golden Retriever Dapat Mendeteksi Apakah Seseorang Terinfeksi Covid-19 atau Tidak
Profesor Kaywalee Chatdarong berkata: "Anjing-anjing itu berbeda dari metode pemeriksaan suhu biasa karena mereka dapat mendeteksi orang-orang yang mungkin terkena virus tetapi tidak menunjukkan gejala, tanpa demam."
Dia menambahkan, "Anjing-anjing itu akan dapat mendeteksi orang-orang tersebut, dengan tingkat akurasi dalam mendeteksi pasien adalah 94,8 persen.
"Langkah selanjutnya adalah kami akan menempatkan anjing-anjing itu di lapangan," kata Kaywalee.
"Ke depannya, ketika kami mengirim mereka ke bandara atau pelabuhan, di mana ada banyak penumpang, mereka akan lebih cepat dan lebih tepat dalam mendeteksi virus daripada pemeriksaan suhu."
Chatdarong melanjutkan, hanya dalam satu menit, mereka bisa melewati hingga 60 sampel.
Diyakini bahwa mereka juga dapat mendeteksi virus melalui senyawa organik yang mudah menguap yang disekresikan dalam keringat seseorang yang tidak menunjukkan gejala.
Namun, Thailand bukan satu-satunya negara yang memperkenalkan anjing pelacak untuk mendeteksi virus, dengan Finlandia, Inda, dan Chilie juga bereksperimen dengan anjing pelacak.