Kecelakaan Kereta Api di Mesir: 11 Orang Meninggal Dunia dan 98 Lainnya Terluka
Sebelas orang tewas dan hampir 100 orang terluka setelah sebuah kereta tergelincir dan jatuh di dekat Kairo, Mesir.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
"Siapapun yang menyebabkan kecelakaan yang menyakitkan ini karena kelalaian atau korupsi, atau apapun yang serupa, harus menerima hukuman jera tanpa pengecualian atau penundaan," tweet-nya.
Insiden itu terjadi sekitar 365 km di selatan ibu kota Kairo.
Salah satu kereta sedang melakukan perjalanan antara kota selatan Luxor dan pelabuhan Mediterania Alexandria, sementara yang lainnya melakukan perjalanan antara ibu kota Kairo dan kota Aswan di Mesir selatan.
Lebih dari 70 ambulans dikirim ke lokasi kecelakaan untuk membawa korban luka ke rumah sakit.
Foto dari tempat kejadian menunjukkan gerbong terbalik di dekat saluran air.
"Kami membutuhkan seorang pejabat untuk datang melihat apa yang telah terjadi."
"Mereka tidak dapat mengeluarkan orang-orang dari bawah kereta," kata seorang pria di tempat kejadian kepada kantor berita Reuters.
Ia menambahkan bahwa crane diperlukan untuk membantu upaya penyelamatan.
"Orang-orang sudah mati, kita bahkan tidak bisa menyelamatkan mereka yang masih hidup."
Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengunjungi lokasi kecelakaan, menjanjikan kompensasi finansial kepada keluarga para korban.
Madbouly mengatakan pemerintah akan terus meningkatkan proyek kereta api untuk mencegah kecelakaan mematikan serupa, lapor situs web Ahramonline Mesir.
Baca juga: Tarif Tiket Kereta Bandara Railink Makin Murah, Sekarang Mulai dari Rp 5 Ribu
Baca juga: Penumpang Kereta Bisa Pesan Layanan GeNose C19 Via Online
Dilansir The Guardian, sistem perkeretaapian Mesir memiliki sejarah peralatan yang dirawat dengan buruk dan manajemen yang buruk.
Angka resmi menunjukkan ada 1.793 kecelakaan kereta terjadi pada tahun 2017 di seluruh negeri.
Pada 2018, sebuah kereta penumpang tergelincir di dekat kota selatan Aswan, melukai sedikitnya enam orang dan mendorong pihak berwenang untuk memecat kepala perkeretaapian negara itu.