UPDATE KONFLIK SURIAH Kelompok Al Nusra Tembaki Zona Deeskalasi di Provinsi Idlib
Intensitas konflik, terutama di sekitar Provinsi Idlib masih sangat tinggi. Di wilayah inilah bercokol ribuan petempur proksi asing.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kelompok teroris Jabhat al-Nusra terpantau 33 menembakkan mortir ke zona de-eskalasi konflik di Idlib Suriah dalam 24 jam terakhir sebelum Selasa (20/4/2021).
Klaim ini disampaikan Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Kementerian Pertahanan Rusia di Suriah, Laksamana Muda Alexander Karpov, Senin (19/4/2021).
"Tiga puluh tiga serangan penembakan dari posisi kelompok teroris Jabhat al-Nusra terdaftar di zona de-eskalasi Idlib ... di provinsi Idlib (15 serangan), Latakia (12), Aleppo (1) dan Hama (5)," kata Karpov.
Dia menambahkan, jumlah serangan menurut data pihak militer Suriah, berjumlah 31. Karpov mengatakan tidak ada penembakan di pihak kelompok bersenjata ilegal yang dikendalikan Turki.
Pusat Rekonsiliasi ini dibentuk Februari 2016. Tugas utamanya penandatanganan perjanjian tentang perlucutan senjata kelompok-kelompok bersenjata ilegal dan permukiman individu di dalamnya.
Mereka juga mengusung agenda rezim penghentian permusuhan, serta mengkoordinasikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah konflik.
Baca juga: Militer AS Kawal Konvoi Truk Berisi Minyak Curian dari Suriah ke Irak
Baca juga: Pasukan Udara Israel Gempur Sasaran Militer Dekat Damaskus Suriah
Baca juga: Drone Kamikaze Zala Lancet Rusia Sukses Hantam Target Teroris di Suriah
Intensitas konflik, terutama di sekitar Provinsi Idlib masih sangat tinggi. Di wilayah inilah bercokol ribuan petempur anggota berbagai milisi bersenjata proksi asing.
Selain kelompok teroris bersenjata, pasukan Turki juga membangun kubu-kubu pertahanan dan menerjunkan ribuan prajurit serta alat tempurnya di Idlib.
Kelompok Jabhat al-Nusra adalah organisasi teroris yang dilarang di Rusia dan banyak negara lain. Kelompok ini berafiliasi dengan Al Qaeda. Nama lainnya Nusra Front.
Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan perkembangan lain terjadinya bentrokan antara tentara bayaran rezim Turki di Kota Ras al-Ayn di pedesaan barat laut Hasaka.
Konflik antar kelompok itu terjadi di tengah kekacauan yang muncul di daerah-daerah yang diduduki pasukan Turki dan kelompok proksinya yang menerima dukungan logistic dan politik.
Sumber lokal mengatakan kepada reporter SANA, perselisihan di Hasaka diwarnai bentrok senjata ringan dan menengah dan peluncur RPG.
Kontak tembak berlangsung antara kelompok teroris yang disebut Divisi Sultan Murad, dan yang disebut "Ahrar al-Sharqiya" di Kota Ras al-Ayn di pedesaan Hasaka.
Sumber tersebut menambahkan bentrokan yang berulang hampir setiap hari menyebabkan ketakutan dan kepanikan di antara penduduk setempat.