Dokter di Pusat Wabah Covid-19 India: Dua Pekan ke Depan 'Akan Jadi Neraka Bagi Kami'
Sulit membayangkan betapa buruknya hal itu saat warga India mengemis di jalanan hanya untuk mencari udara.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Rumah sakit di India saat ini sudah penuh pasien positif virus corona (Covid-19), namun dokter di New Delhi memperingatkan ada potensi lebih buruk lagi yang akan terjadi.
Sulit membayangkan betapa buruknya hal itu saat warga India mengemis di jalanan hanya untuk mencari udara.
Bahkan orang-orang pingsan dan sekarat di depan pintu rumah sakit.
Tabung oksigen saat ini dapat diibaratkan seperti emas di India.
Dikutip dari laman Sky News, Selasa (27/4/2021), pemerintah negara itu memang tengah sibuk meminta warganya agar tidak panik.
Selain itu, mitra internasional mereka juga sedang mengatur penerbangan untuk mengirimkan bantuan yang mengangkut pasokan oksigen.
Namun di sisi lain, para dokter di India mengatakan bahwa mereka bersiap untuk menghadapi peristiwa mengerikan pada dua minggu mendatang.
"Situasinya kritis sekarang, pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat hingga saat ini, dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," kata Dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Khusus Super Perawatan Kesehatan Aakash.
Dr Sachdev pun menunjukkan ruang gawat darurat yang biasanya digunakan untuk menangani tiga pasien.
Namun pada kondisi seperti ini, ruangan itu merawat tujuh hingga delapan pasien.
"Perempuan itu seharusnya berada di ICU sekarang. Dia sudah di sini selama dua hari karena tidak ada tempat tidur dalam ruang perawatan intensif," papar Dr Sachdev, sambil menunjuk seorang perempuan muda yang menggunakan ventilator.
Para perawat dan dokter di rumah sakit itu bekerja secara bergantian.
Beberapa diantaranya memiliki kerabat yang menderita Covid-19 dan dirawat di rumah sakit tempat mereka bekerja.
"Kami bahkan tidak punya waktu untuk pergi dan mengunjungi mereka. Mereka kelelahan secara fisik dan emosional, banyak yang mudah marah," jelas Dr Sachdev.