Israel Umumkan Hari Berkabung Nasional setelah Insiden yang Terjadi di Festival Keagamaan Yahudi
Kerumunan besar-besaran di situs ziarah Yahudi yang padat menewaskan sedikitnya 45 orang di Israel utara.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
Namun kesaksian itu belum dikonfirmasi secara resmi.
Seorang pria yang terluka terbaring di ranjang rumah sakit mengatakan barisan orang di depan kerumunan tiba-tiba ambruk.
"Lalu terbentuklah piramida yang saling bertumpuk," ujar pria yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip oleh kantor berita Reuters.
"Orang-orang bertumpuk satu di atas yang lain. Saya di baris kedua. Orang-orang di baris pertama - saya melihat orang mati di depan mata saya."
Dov Maisel, direktur operasi untuk organisasi layanan darurat berbasis sukarelawan United Hatzalah, mengatakan kepada BBC bahwa dia belum pernah menyaksikan pemandangan seperti itu selama 30 tahun karirnya.
"Rasanya seperti pemandangan surealis di mana lebih dari 20 orang menjalani CPR oleh tim kami, dengan kemampuan terbatas untuk mengungsi dari tempat kejadian, hanya karena tempat itu terlalu dipenuhi orang," katanya.
Saksi mata mengatakan, barikade polisi mencegah orang meninggalkan daerah keramaian.
Pengawas negara Israel, kantor Pengawas Keuangan, mengeluarkan peringatan pada 2008 dan 2011 tentang risiko bencana di situs itu.
Bahaya khusus ditimbulkan oleh akses jalan dan jalur yang "sempit dan tidak sesuai untuk menampung ratusan ribu orang yang mengunjungi situs itu", kata kantor itu seperti dikutip oleh New York Times.
Apa yang berbeda tahun ini adalah bahwa area api unggun diberi jarak sebagai tindakan pencegahan Covid-19.
Langkah itu mungkin telah menciptakan titik-titik buntu yang tak terduga untuk lalu lintas pejalan kaki, lapor Reuters, mengutip media Israel.
Ribuan petugas polisi menutup acara tersebut setelah insiden sebelum membantu mengevakuasi peziarah.
Nasib Para Korban
Jasad mereka yang tewas dibawa ke Institut Kedokteran Forensik Greenberg di Tel Aviv.