Kamboja Longgarkan Penguncian di Tengah Gelombang Tinggi Covid-19 yang Melanda Berbagai Negara
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen berencana untuk mencabut langkah-langkah pembatasan negaranya di tengah lonjakan kasus positive Covid-19.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Garudea Prabawati
Protes terpisah pada Jumat (30/4/2021), berakhir ketika pihak berwenang tiba dengan membawa sumbangan makanan.
Pemerintah dan badan amal terkait telah menyediakan bingkisan makanan untuk ribuan rumah tangga sejak penguncian diberlakukan pada pertengahan April 2021.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Kamboja Sebut 9 Penumpang Pesawat dari Indonesia Positif Corona
Baca juga: Setelah Ditolak Lima Negara, Penumpang Kapal Pesiar MS Westerdam Turun di Kamboja
Namun, pada hari Minggu (1/5/2021) Amnesty International memperingatkan bahwa penguncian yang salah pengelolaan telah membawa mereka ke jurang krisis kemanusiaan.
Disebutkan laporan potensi kelaparan di beberapa bagian negara di bawah penguncian zona merah meningkat.
Dampak ekonomi dari penguncian, dengan hampir semua aktivitas bisnis berhenti di zona merah dan hanya aktivitas terbatas di zona kuning atau oranye, bisa menjadi lebih bermasalah dalam jangka panjang.
Baca juga: Menlu Jepang Sambut Baik Konsensus Pemimpin ASEAN Mengenai Myanmar
Baca juga: Baru Setujui Konsensus ASEAN, Aparat Militer Myanmar Tembak Warga Sipil di Kota Mandalay
Industri garmen vital negara, yang menyediakan sebagian besar ekspor telah terpukul parah oleh tindakan penguncian ini.
D imana pabrik-pabrik ditutup di zona merah dan produksi terbatas yang diizinkan di zona lain.
Hal ini terjadi setelah sektor bisnis penting, serta industri pariwisata mengalami keterpurukan pada tahun 2020.
Larangan perjalanan dalam provinsi tidak hanya menghentikan orang miskin untuk bepergian ke rumah keluarga mereka.
Baca juga: CORE: Tingkat Pengangguran Usia Muda Indonesia Tertinggi di ASEAN
Baca juga: Pemimpin Junta Militer Tak Keberatan Delegasi ASEAN ke Myanmar untuk Selesaikan Krisis
Namun juga mengganggu pergerakan barang, makanan, dan material.
Setelah mengalami resisi sekitar 3,1% pada tahun lalu, ekonomi Kamboja diperkirakan akan tumbuh tahun ini.
Bank Pembangunan Asia minggu lalu memperkirakan pertumbuhan sekitar 4%.
Baca juga: Malaysia Darurat Covid-19, Rumah Sakit Hampir Kehabisan Ruang ICU
Baca juga: Perbatasan Singapura-Malaysia dibuka bagi Kunjungan Keluarga dan Pemakaman
Namun, laju pemulihan kemungkinan akan dipengaruhi oleh lamanya penguncian.
Melalui pengumuman Hun Sen, pemerintah pusat mencabut penutupan lokal sebagai upaya pemulihan banyak sektor termasuk ekonomi.
(Tribunnews.com/Triyo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.