Geger Terbaru Palestina-Israel ; Apa yang Terjadi di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur?
Pengadilan Israel memerintahkan enam keluarga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka di Sheikh Jarrah per 2 Mei 2021.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM – Konflik wilayah pendudukan Israel di Palestina memasui babak baru. Kerusuhan pecah di Yerusalem Timur, termasuk serbuan ke komplek Masjid Al Aqsa, Jumat (8/5/2021) malam.
Aksi protes dan kekerasan sporadik terjadi hingga Senin (10/5/2021). Rentetan kerusuhan ini menyulut protes dan kemarahan komunitas internasional.
Apa sebenarnya yang terjadi di Yerusalem Timur? Bermula dari pendudukan wilayah oleh kekuasaan Israel di Yerusalem Timur.
Baru-baru ini, pengadilan Israel memerintahkan enam keluarga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka di Sheikh Jarrah per 2 Mei 2021.
Pengusiran itu dimaksudkan sebagai jalan bagi pemukim Yahudi, untuk masuk ke kawasan tersebut. Tak hanya 6 keluarga, lusinan warga Palestina menghadapi perampasan sama di Sheikh Jarrah.
Pengusiran ini langkah nyata Israel memaksa penduduk Palestina keluar dan menggantikan sepenuhnya dengan pemukiman Yahudi.
Baca juga: Ini Pernyataan Resmi Kedubes Palestina Soal Peristiwa di Sheikh Jarrah
Baca juga: Sekjen PAN Harap PBB Turun Tangan Desak Israel Hentikan Kebrutalan Terhadap Palestina
Pengadilan Distrik Yerusalem memutuskan setidaknya enam keluarga harus mengosongkan rumah mereka di Sheikh Jarrah pada Minggu, meskipun sudah tinggal di sana selama beberapa generasi.
Pengadilan yang sama memutuskan tujuh keluarga lain harus meninggalkan rumah mereka selambat-lambatnya 1 Agustus.
Secara total, 58 orang, termasuk 17 anak-anak, akan dipindahkan secara paksa untuk memberi jalan bagi para pemukim Yahudi.
Putusan pengadilan adalah puncak dari perjuangan selama puluhan tahun bagi orang-orang Palestina ini untuk tetap tinggal di rumah mereka.
Pada 1972, beberapa organisasi pemukim Yahudi mengajukan gugatan terhadap keluarga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, menuduh tanah tersebut awalnya milik orang Yahudi.
Gerakan Pemukiman Yahudi Didukung Donatur dari AS
Kelompok-kelompok ini, yang sebagian besar didanai donor dari AS, telah melakukan pertempuran tanpa henti yang mengakibatkan 43 warga Palestina telantar pada 2002.
Kasus serupa menimpa keluarga Hanoun dan Ghawi pada 2008, dan keluarga Shamasneh pada 2017.