Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NASA Kecam Sikap China terhadap Keamanan Luar Angkasa setelah Roketnya Jatuh di Samudera Hindia

NASA mengecam sikap China yang dianggap tidak bertanggung jawab terhadap keamanan luar angkasa setelah puing-puing dari roketnya jatuh ke Bumi.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
zoom-in NASA Kecam Sikap China terhadap Keamanan Luar Angkasa setelah Roketnya Jatuh di Samudera Hindia
STR / AFP
Roket Long March 5B, membawa modul inti stasiun luar angkasa China, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan Tiongkok selatan pada 29 April 2021. NASA mengecam sikap China yang dianggap tidak bertanggung jawab terhadap keamanan luar angkasa setelah puing-puing dari roketnya yang tidak terkendali jatuh ke Bumi. 

Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan pada konferensi pers sebelum roket re-entry bahwa umumnya bagian-bagian roket terbakar ketika mencapai atmosfer.

"Kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah," katanya.

Sebelumnya, Roket Long March 5B telah diluncurkan pada Mei tahun lalu.

Potongan roket ini menghantam Pantai Gading, merusak beberapa bangunan.

Roket Long March 5B

Orang-orang menonton roket Long March 5B yang membawa modul inti stasiun luar angkasa China, saat lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan China selatan pada 29 April 2021.
Orang-orang menonton roket Long March 5B yang membawa modul inti stasiun luar angkasa China, saat lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di provinsi Hainan China selatan pada 29 April 2021. (STR / AFP)

Roket Long March 5B membawa modul utama Tianhe, atau Heavenly Harmony, ke orbit pada 29 April.

China merencanakan 10 peluncuran lagi untuk membawa bagian tambahan dari stasiun luar angkasa ke orbit.

Berita Rekomendasi

Bagian roket sepanjang sekitar 30 meter akan menjadi salah satu puing luar angkasa terbesar yang jatuh ke Bumi.

Peluncuran Modul Tianhe dengan Roket Long March 5B untuk Membangun Stasiun Luar Angkasa Heavenly Palace

Peluncuran Tianhe hanyalah satu dari 11 misi yang diperlukan untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa China yang akan datang, yang dimaksudkan untuk menyaingi ISS.

China bertujuan untuk membangun Stasiun Luar Angkasa China, yang diberinama Tiangong (Heavenly Palace) pada akhir 2022, lapor media pemerintah, setelah menyelesaikan peluncuran modul.

Baca juga: Vaksin COVID-19 Sinopharm Jadi Vaksin China Pertama yang Disetujui WHO, Miliki Keefektifan 79 Persen

Setelah selesai, Stasiun Luar Angkasa China akan mengorbit Bumi pada ketinggian 340 hingga 450 km.

Rendering 3D Stasiun Luar Angkasa China, atau Stasiun Luar Angkasa Tiangong, saat telah dibangun sepenuhnya. Tianhe akan menjadi tempat tinggal utama bagi tiga awak kapal. Shenzhou adalah pesawat luar angkasa yang akan berlabuh di stasiun dengan awaknya. Tianzhou adalah pesawat ruang angkasa pengangkut kargo.
Rendering 3D Stasiun Luar Angkasa China, atau Stasiun Luar Angkasa Tiangong, saat telah dibangun sepenuhnya. Tianhe akan menjadi tempat tinggal utama bagi tiga awak kapal. Shenzhou adalah pesawat luar angkasa yang akan berlabuh di stasiun dengan awaknya. Tianzhou adalah pesawat ruang angkasa pengangkut kargo. (Wikimedia Commons)

Modul Stasiun Luar Angkasa China

- Tianhe: Modul inti. Diluncurkan pada 29 April 2021

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas