Ada Penembakan Massal di Kazan Rusia, Presiden Putin Perintahkan Tinjau Aturan Senjata Pribadi
Para pejabat Kazan tidak memberikan perincian segera tentang motif penembakan massal di sebuah sekolah menengah tersebut.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, KAZAN - Sedikitnya sembilan orang, termasuk tujuh anak, tewas Selasa (11/5/2021) pagi waktu setempat, setelah seorang remaja pria bersenjata mengamuk di sebuah sekolah di kota Kazan, barat daya Rusia.
Menurut Rustam Minnikhanov, Kepala Republik Tatarstan, empat anak laki-laki dan tiga perempuan termasuk di antara para korban. Kazan merupakan ibukota Tatarstan, wilayah yang didominasi masyarakat Muslim.
Dia mengatakan anak-anak itu berada di tahun ke-8 sekolah, yang di Rusia akan membuat mereka berusia sekitar 14 atau 15 tahun. Seorang guru dan pegawai sekolah lainnya juga tewas.
Setidaknya 21 orang lainnya dirawat di rumah sakit dengan luka, termasuk 18 anak-anak, menurut pihak berwenang setempat. Enam dilaporkan dalam perawatan intensif.
Penyerang, yang diidentifikasi hanya berusia 19 tahun telah ditangkap aparat keamanan. Para pejabat Kazan tidak memberikan perincian segera tentang motif penembakan tersebut.
Namun laporan media Rusia mengatakan pemuda bersenjata itu mantan siswa sekolah yang menyebut dirinya "dewa" di akun media sosialnya.
Dia aplikasi perpesanan Telegram, ia berjanji membunuh sejumlah besar biomassa pada pagi hari saat penembakan.
Penyerang Ditangkap dan Diketahui Identitasnya
Serangan Selasa dimulai sekitar pukul 09:30 waktu setempat (06:30 GMT). Saat suara tembakan terdengar, dua anak terlihat melompat dari lantai tiga Sekolah Nomor 175 berlantai empat dalam sebuah video yang direkam warga.
Rekaman yang dirilis oleh media Rusia juga menunjukkan siswa berlarian keluar dari gedung, dan beberapa kendaraan layanan darurat berkumpul di tempat kejadian.
Saksi mata menceritakan kisah mengerikan tentang tragedi itu.
“Kami mendengar suara ledakan di awal pelajaran kedua. Semua guru mengunci anak-anak di ruang kelas. Penembakan terjadi di lantai tiga, ”kata seorang guru, dikutip Tatar Inform, salah satu media lokal.
Elena, seorang penduduk Kazan yang mengatakan dia berada di luar sekolah, mengatakan kepada stasiun radio Echo of Moscow, polisi sedang mensterilkan orang-orang dari luar gedung.
“Orang tua menangis,” katanya kepada stasiun radio sementara banyak orang terlihat histeris.