Presiden Turki Erdogan Telepon Putin: Israel Harus Diberi Pelajaran
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin soal kecamannya terhadap tindakan Israel kepada Palestina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin soal kecamannya terhadap tindakan Israel kepada Palestina.
Dilansir Al Jazeera, Erdogan mengatakan komunitas internasional harus "memberi pelajaran kepada Israel dan mencegah" tindakannya kepada Palestina.
Erdogan mengatakan hal ini saat melakukan telepon dengan Putin, Rabu (12/5/2021), menurut Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki.
Situasi Israel dan Palestina berkobar setelah Hamas pada Senin (10/5/2021) mengultimatum Israel untuk mundur dari kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, menyusul serangan pada warga Palestina.
Hubungan memanas karena rencana penggusuran paksa penduduk Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Baca juga: Erdogan Desak Kekuatan Internasional Lindungi Rakyat Palestina dari Agresi Israel
Baca juga: Jemaah Palestina Diserang Polisi Israel di Masjid Al Aqsa, Erdogan: Israel Negara Teroris yang Kejam
Penggusuran itu akan dilakukan untuk memberi wilayah baru bagi pemukim Israel.
Terbaru, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan korban bertambah menjadi 83 orang termasuk 17 anak-anak tewas sejak serangan Israel pada Senin malam.
Sementara itu lebih dari 480 orang luka-luka.
Erdogan pada Rabu lalu menekankan perlunya pihak internasional "memberi pelajaran kepada Israel dan mencegahnya".
Presiden Turki ini juga mendesak Dewan Keamanan PBB campur tangan dengan "pesan yang tegas dan jelas" kepada Israel.
Erdogan menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional diperlukan untuk melindungi Palestina.
Baca juga: Ribuan Warga Palestina Tunaikan Salat Idul Fitri di Masjid al-Aqsa
Baca juga: Kenakan Sorban Berbendera Palestina Saat Lebaran, Gubernur Anies Ingatkan Pesan Bung Karno
Eskalasi yang terjadi di Israel-Palestina secara tidak langsung mempengaruhi hubungan Turki dengan negara Yahudi itu.
Tahun lalu, Erdogan ingin memperbaiki hubungan Turki dan Israel setelah perselisihan bertahun-tahun soal pendudukan di Palestina.
Pada 1949, Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel sebagai negara, lalu memutuskan hubungan pada 2010.