Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keterlambatan Wakil Menteri Kesehatan Jepang Hadiri Rapat Parlemen Dianggap Sebagai Sabotase

RUU medis yang seharusnya disahkan jadi tertunda dan Junko Mihara dianggap melakukan sabotase oleh oposisi Jepang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keterlambatan Wakil Menteri Kesehatan Jepang Hadiri Rapat Parlemen Dianggap Sebagai Sabotase
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Junko Mihara (56),Wakil menteri Kesehatan Jepang di Kantor PM Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Junko Mihara, Wakil Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang terlambat 30 menit menghadiri rapat parlemen Jepang 12 Mei lalu.

Akibatnya RUU medis yang seharusnya disahkan jadi tertunda dan Junko Mihara dianggap melakukan sabotase oleh oposisi Jepang.

"Saya ingin menunjukkan bahwa melakukan sabotase seperti ini, datang terlambat, adalah tindakan mematikan," ungkap Shoji Namba dari oposisi Partai Demokrat Konstitusional.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Komite Dewan berencana untuk mengesahkan RUU untuk mengubah Undang-Undang Perawatan Medis untuk mempromosikan reformasi baru gaya kerja untuk dokter.

Rapat komite parlemen berhenti sekitar lima jam gara-gara keterlambatan wakil menteri 30 menit tersebut dan akhirnya akan dilanjutkan Jumat (14/5/2021) sore.

Baca juga: Yuki Kitazumi, Wartawan Jepang yang Ditahan Otoritas Myanmar Segera Dibebaskan

Wakil Menteri Mihara mengatakan bahwa dia "sangat menyesal", tetapi karena efek ini, amandemen undang-undang, yang dijadwalkan dapat diimplementasikan pada tanggal 14 Mei untuk menambah beban biaya pengobatan bagi orang-orang yang berusia 75 tahun ke atas, akhirnya tertunda.

BERITA REKOMENDASI

Politisi Renho (53), dari Partai Demokrat Konstitusional, memberontak dengan kata-kata keras.

"Ini adalah situasi yang tidak biasa bahwa Wakil Menteri Junko Mihara tidak datang ke komite parlemen sehingga telah berhenti karena RUU tidak dapat dibahas," kata dia.

Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan mengatakan bahwa mereka tidak memahami alasan kedatangan Mihara yang terlambat dan meminta penjelasan dari kantor pemerintah dan Partai Demokrat Liberal.

Setelah itu, Partai Demokrat Liberal (LDP) menjelaskan bahwa dirinya menghadiri rapat tim proyek di mana Mihara menjadi ketua tim mulai pukul 13.00.

Junko Mihara (56),Wakil menteri Kesehatan Jepang di Kantor PM Jepang.
Junko Mihara (56),Wakil menteri Kesehatan Jepang di Kantor PM Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Apakah Anda benar-benar menghadiri pertemuan itu? Kami akan terus membahas bagaimana menanggapi pertemuan utama besok, memastikan apakah kami akan menghadiri pertemuan sampai pukul 15.00 dan tidak menghadiri Diet (parlemen)," kata Renho.

Panitia tidak mencapai akhir kesepakatan antara partai yang berkuasa dan partai oposisi karena Mihara tidak muncul, dan keputusan tentang RUU amandemen hukum medis yang dijadwalkan untuk hari ini ditunda.

Mihara secara resmi telah menyelesaikan prosedur absensi dari Komite Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan pada malam hari.

Baca juga: Lansia di Jepang Meninggal Dunia Beberapa Hari Setelah Disuntik Vaksin Pfizer

Renho yang terus menyerang ketidakhadiran Mihara tanpa henti.

Ada reaksi keras dari partai oposisi yang tidak puas dengan "terlambat 30 menit", dan itu menjadi masalah besar "penghentian musyawarah 5 jam".

"Saya merasa Twitter Renho menyesatkan. Saya pikir justru kebijaksanaan partai oposisi yang ingin menghentikan Diet," kata seorang anggota parlemen LDP.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas