Stafsus BPIP: Dibutuhkan Tekanan Internasional untuk Menghentikan Serangan Rudal Israel ke Gaza
Saat ini dunia internasional turun tangan untuk memutus tali kekerasan dan mengupayakan perdamaian yang permanen di Gaza.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan, tragedi Gaza adalah tragedi hancurnya keadaban kemanusiaan.
Karena serangan rudal Israel tidak bisa dibenarkan dan terus menerus terjadi.
"Serangan melukai masyarakat sipil jadi korban dari keganasan mesin perang," kata Romo Benny melalui pesan kepada Tribunnews, Jumat (14/5/2021).
Romo Benny menambahkan, saat ini dunia internasional turun tangan untuk memutus tali kekerasan dan mengupayakan perdamaian yang permanen di Gaza.
Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan adalah tekanan Internasional menghentikan serangan rudal dan harus diakhiri dengan genjatan senjata permanen.
Tentunya, dengan mencari solusi yang permanen dalam menciptakan perdamaian sejati antara Israel dan Palestina.
"Dengan mengakhiri lewat perundingan Internasional karena dibutuhkan kemauan dari komunitas Internasional untuk menekan Israel untuk mau berunding," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza naik menjadi 67 orang pada Kamis (13/5/2021), termasuk 17 anak-anak dan enam wanita, dengan 388 orang terluka.
Baca juga: Serangan Jet Tempur Israel Makin Membabi Buta, Korban Meninggal di Gaza Naik Jadi 83 Orang
Seperti dilansir Anadolu Agency dari pernyataan Kementerian kesehatan Palestina, dua warga Palestina tewas dalam serangan Israel baru-baru ini di wilayah itu, termasuk seorang anak.
Kerusakan parah juga telah terjadi di seluruh daerah perumahan Gaza, termasuk bangunan bertingkat.
Hingga saat ini, enam warga Israel tewas dalam kekerasan baru-baru ini, lima di antaranya dalam serangan roket.
Selain itu seorang tentara tewas ketika rudal anti-tank menghantam jipnya.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok kota secara keseluruhan pada tahun 1980 dalam langkah yang belum pernah diakui oleh komunitas internasional.